Kembali Jadi Menkeu, Ini Sederet Pekerjaan Rumah Sri Mulyani

Agatha Olivia Victoria
22 Oktober 2019, 15:14
sri mulyani, menteri keuangan
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sri Mulyani mendatangi Istana Kepresidenan, Jakarta (22/10). Ia menyebut diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk kembali menjabat sebagai menteri keuangan.

Sri Mulyani Indrawati kembali ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali menempati posisi menteri keuangan pada kabinet pemerintahan periode 2019-2024. Ia dinilai sebagai kandidat yang paling tepat untuk kembali menjadi bendahara negara meski masih memiliki sederet pekerjaan rumah. 

"Saya pribadi lebih baik Sri Mulyani menjadi menteri keuangan dibanding menko (perekonomian). Karena presiden pastinya akan sulit mencari sosok pengganti beliau di Kemenkeu," kata Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finances Enny Srihartati dalam diskusi mencermati kabinet Jokowi jilid II di Upnormal Coffee Raden Saleh, Jakarta, Selasa (22/10).

Advertisement

Kementerian Keuangan, menurut dia, merupakan salah satu lembaga  yang paling vital bagi negara. Kehadiran kembali Sri Mulyani dinilai memberikan sinyal bahwa tim ekonomi Jokowi bakal diisi oleh kalangan profesional. 

Ia menjelaskan, Sri Mulyani selama ini dinilai mampu menjinakan para elite politik sehingga keuangan negara dapat terjaga dengan baik. Di bawah kepemimpinan Sri Mulyani, menurut dia, indeks transparasi keuangan negara meningkat.

(Baca: Sri Mulyani Lanjut Jadi Menteri Keuangan, Ada Banyak Permintaan Jokowi)

 

Sebelumnya, sekretariat Nasional (Seknas) Forum Indonesia untuk Transparan Anggaran (FITRA) merilis Survei Keterbukaan Anggaran 115 negara di 5 benua pada 2017. Adapun indeks keterbukaan anggaran Indonesia berada pada level 64 dari 100 poin. 

Peringkat Indonesia ini dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu tingkat transparansi anggaran di level 64, partisipasi publik sebesar 22, dan pengawasan anggaran sebesar 85. Tingkat keterbukaan anggaran Indonesia pada 2017 mengalami peningkatan dibandingkan penelitian dua tahun sebelumnya yang sebesar 59 pada 2015. Sedangkan sebelumnya pada 2012 di level 62 poin, level 51 pada 2010, level 54 pada 2008, dan level 42 pada 2006.

"Ini menunjukkan suatu komitmen yang sudah mengalami perbaikan," ucap dia.

Meski begitu, Enny menilai masih terdapat sejumlah persoalan krusial yang menjadi pekerjaan rumah bagi Sri Mulyani sebagai menkeu. Sri Mulyani, menurut dia, harus mampu menjaga kestabilan fiskal sekaligus memompa perekonomian di tengah kelesuan perekonomian global saat ini. 

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu juga dinilai perlu mendorong belanja pemerintah lebih produktif. Dengan demikian, perekonomian diharapkan bisa tumbuh lebih tinggi. Adapun, ia menilai, belanja pemerintah selama ini lebih banyak bersifat konsumtif.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement