Perbanas Lihat Tantangan Berat Perbankan pada Periode ke-2 Jokowi
Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo menilai tantangan sektor perbankan pada masa pemerintahan Joko Widodo periode kedua akan meningkat. Salah satu yang perlu dilakukan perbankan, menurut dia, adalah menggeser fokus bisnis ke sektor konsumer dan ritel.
Ia menjelaskan dalam lima tahun terakhir, perbankan menghadapi dua tantangan utama yakni terkait meningkatnya kredit macet dan likuiditas yang mengetat. Saat ini, menurut dia, kondisi likuiditas perbankan sudah mulai membaik. Namun, terdapat tantangan terkait harga komoditas yang diperkirakan masih bergejolak terpengaruh dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
"Jadi perbankan harus shifting (berubah). Kalau tadinya fokus di komoditas, sekarang harus bergeser ke yang sifatnya ritel, misalnya FMCG (konsumer), healtcare, e-commerce, dan sebagainya," ujar Tiko ketika ditemui di Jakarta, Jumat (18/10).
(Baca: BI Perkirakan Pertumbuhan Kredit Perbankan Tahun ini Melambat)
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini menyakini pertumbuhan di sektor-sektor tersebut macih cukup baik. Selain menggeser fokus ke sektor konsumer dan ritel, perbankan dinilai perlu menggeser segmen kredit ke nominal yang lebih kecil.
Ia mencontohkan pada sektor properti, segmen penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dapat diarahkan dari semula di atas Rp 1 miliar menjadi di bawah Rp 500 juta. Hal serupa juga dapat diterapkan pada Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
(Baca: Survei BI: Kredit Baru Tumbuh Melambat pada Kuartal III 2019)