Data Manufaktur AS Tak Sesuai Ekspektasi, Rupiah Menguat Tipis
Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore hari ini, Rabu (2/10) menguat 0,13% ke level Rp 14.196 per dolar AS. Penguatan rupiah ditopang oleh data manufaktur Amerika Serikat (AS) yang tak sesuai ekspektasi.
Mengutip Bloomberg, beberapa mata uang Asia juga mengalami penguatan terhadap dolar AS. Yen Jepang memimpin penguatan dengan naik 0,16%, kemudian disusul dolar Hongkong 0,04%, dan ringgit Malaysia 0,02%.
Namun, mayoritas mata uang Asia justru mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Dolar Singapura turun 0,01%, dolar Taiwan 0,06%, won Korea Selatan 0,57%, peso Filipina 0,09%, rupee India 0,30%, yuan Tiongkok 0,36%, dan baht Thailand 0,09%.
"Sentimen datang dari tertekannya dolar AS akibat publikasi data manufaktur AS yang lebih rendah dari ekspektasi," ujar Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto kepada Katadata.co.id, Rabu (2/10).
(Baca: Jumlah Rekening Bertambah, Simpanan Bank Turun Tipis pada Agustus 2019)
Menurut survei dari Institute for Supply Management (ISM), aktivitas manufaktur AS turun ke level terendah pada September 2019. Ekspor di negeri Paman Sam tersebut terperosok dampak perang dagang dengan Tiongkok yang berlarut-larut.