JP Morgan: Perang Dagang Bebani Rumah Tangga AS Rp 14 Juta per Tahun

Agustiyanti
21 Agustus 2019, 14:22
dolar as, ekonomi as, perang dagang
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi dolar AS. Laporan JP Morgan memperkirakan tarif Trump terhadap barang-barang Tiongkok menambah beban biaya rumah tangga AS US$ 1.000 atau Rp 14 juta per tahun.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan para penasihatnya menyebut perang dagang dengan Tiongkok tak melukai konsumen AS. Namun, para analis berkata sebaliknya.

Laporan JP Morgan menyebut tarif Trump terhadap barang-barang impor dari Tiongkok saat ini diperkirakan menambah beban biaya rumah tangga rata-rata sebesar US$ 600 atau sekitar Rp 8,5 juta per tahun.

Beban biaya tersebut diperkirakan meningkat menjadi rata-rata US$ 1.000 atau sekitar Rp 14,2 juta per rumah tangga jika Trump menaikkan tarif tambahan pada produk Tiongkok senilai US$ 300 miliar.

Estimasi tersebut menunjukkan bagaimana dampak dari tindakan Trump yang memperluas perang dagang dengan Tiongkok dengan menaikkan tarif pada sejumlah barang-barang konsumen, termasuk konsol video game, TV, dan pakaian.

"Kenaikan tarif akan signifikan berdampak pada dompet konsumen AS," tulis JP Morgan Equity Strategist Dubravko Lakos-Bujas, seperti ditulis dalam laporannya kepada klien, seperti dikutip dari CNN, Rabu (21/8). 

(Baca: Saran Chatib Basri agar Indonesia Selamat dari Perang Dagang)

Dia menyebut kenaikan tarif Tiongkok akan membuat manfaat dari pemangkasan pajak menguat. Pandangan JP Morgan, yang didasarkan pada studi Federal New York dan para akademisi, sangat berbeda dari apa yang dikatakan pemerintahan Trump.

"Konsumen AS tidak terluka. Tiongkok yang menanggung seluruh beban," ujar penasihat Gedung Putih Peter Navarro mengatakan kepada CNN pada hari Minggu.

Pertempuran sengit antara kedua negara ekonomi terbesar dunia itu dapat memicu perlambatan parah atau bahkan resesi. Risiko itu telah memicu turbulensi di pasar saham dan membuat investor obligasi gelisah.

"Ekonomi yang kuat akan menjadi rentan terhadap resesi akibat kebijakan proteksionis dan perang dagang," kata Kepala Strategi Pasar Global Invesco Kristina Hooper.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...