Beda dengan IMF, Faisal Basri Sebut Ekonomi RI Berpotensi Negatif 2,5%
Dana Moneter Internasional atau IMF memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun ini masih mampu tumbuh sebesar 0,5% serta akan pulih pada 2021. Namun, Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance Faisal Basri menilai pertumbuhan ekonomi Tanah Air pada tahun ini berpotensi negatif 2,5% dan tidak serta merta pulih pada tahun depan.
"Prediksi IMF ini konservatif, tidak akan secepat itu recovery 2021. Indonesia amat sulit diprediksi karena penanganan covid-19 tidak karu-karuan," kata Faisal dalam Webinar Katadata bertajuk Ongkos Ekonomi Hadapi Krisis Covid-19, Jumat (24/4).
Ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam skenario terbaik mencapai 0,5%. Sementara dengan skenario terburuk, berpotensi negatif 2-2,5%.
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mulai meningkat pada 2021 menjadi 4,9%, kemudian pada 2022 tumbuh sebesar 5%. Sementara pada 2023 dan 2024 diperkirakan masing-masing tumbuh 5,2%.
Prediksi tersebut dipertimbangkan dengan melihat upaya pemulihan corona oleh pemerintah. Sebagai contoh, pelarangan mudik baru dilakukan saat sejumlah masyarakat telah terlanjur kembali ke kampung halamannya.
(Baca: IMF Ramal Ekonomi RI Tahun Ini Hanya Tumbuh 0,5%, Terendah Sejak 1998)
Kemudian, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar baru diterapkan setelah jumlah kasus corona tinggi. Terlebih lagi, situasi PSBB di Jakarta dinilai tak ada perubahan dengan hari biasa. "Masih saja macet di Pancoran, Jakarta. Seperti tidak ada PSBB," ujar dia.