Indonesia di Ambang Resesi, Pengusaha Minta Pemerintah Antisipasi
Pengusaha memperkirakan ekonomi Indonesia sudah diambang resesi. Pemerintah pun diminta untuk mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi akibat resesi ekonomi.
Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi mengatakan Indonesia akan mengalami nasib yang tak jauh dengan Singapura dan negara lainnya terkait kondisi ekonomi kuartal II. Negeri Jiran itu telah mengumumkan resesi ekonomi dengan kontraksi ekonomi yang mencapai 41,2% pada kuartal II 2020 dibanding kuartal sebelumnya,
Singapura merupakan negara penanam modal asing tertinggi, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.
"Indonesia akan mengalami nasib yang sama sebagai dampak pandemi Covid-19 yang telah meluluhlantahkan berbagai aktivitas bisnis di berbagai negara belahan dunia," kata Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta Sarman Simanjorang, seperti dikutip dari keterangannya, Senin (20/7).
Ekonomi suatu negara secara teknis memasuki fase resesi jika mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Resesi ekonomi akan membuat gelombang PHK, angka pengangguran, dan kemiskinan yang meningkat dan memangkas daya beli masyarakat. Kondisi tersebut juga dikhawatirkan dapat memicu gejolak sosial.
"Perlu penanganan ekstra sehingga tidak menimbulkan gejolak sosial yang dapat mengganggu stabilitas perekonomian dan politik," ujar dia.
(Baca: Tiongkok Bangkit saat Resesi Global, Ekonomi Kuartal II Tumbuh 3,2%)
Pemerintah juga diminta mengantisipasi agar ekonomi tak jatuh terlalu dalam, apalagi hingga minus dua digit. Untuk itu, daya beli masyarakat perlu dijaga agar tak terjun bebas. Ia pun berharap, konsumsi rumah tangga dapat ditingkatkan menjadi kisaran 3,5 % - 4 %. Pada kuartal I 2020, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 2,84 % dan diproyeksi bakal lebih rendah pada kuartal II.