Pakar IT Ungkap 3 Modus Pembobolan Rekening Lewat Struk ATM & Data KPU

Cindy Mutia Annur
28 Juli 2020, 15:05
pembobolan rekening, kejahatan perbankan, ahli IT
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Pakar IT Menyebut pembobolan rekening menggunakan struk ATM dapat terjadi karena ada kelemahan di sistem layanan bank atau kerja sama oknum internal.

Aksi pembobolan rekening lewat struk ATM dan data Komisi Pemilihan Umum marak terjadi, salah satunya di Bengkulu, Sumatera Selatan. Ahli informasi teknologi mengungkap setidaknya terdapat tiga modus aksi pembobolan tersebut.

Peneliti Keamanan Siber Communication Information System Security Research Center Pratama Persadha menjelaskan, modus pertama yang mungkin dilakukan adalah pelaku mengumpulkan struk ATM yang ada di tempat sampah sekitar untuk memperoleh informasi nominal, nama dan nomor rekening penerima transfer.

"Data inilah yang digunakan sebagai awalan untuk melakukan praktik kejahatan. Akan dipilih dengan nominal yang cukup besar, dengan asumsi, target berarti memiliki saldo yang besar di tabungan," ujar Pratama kepada Katadata.co.id, Selasa (28/7). 

Setelah itu, para pelaku akan mencocokkan dengan database yang mereka miliki. Database ini dapat berasal darimana saja. Adapun dalam kasus di Sumsel yang dipakai adalah data pemilih KPU yang bocor.

Kedua,  pelaku memiliki data korban dalam bentuk dokumen seperti exel atau software tertentu yang memuat data nama lengkap, tanggal lahir, alamat, nomor seluler, alamat email bahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) korban. Data-data ini didapatkan secara gratis maupun berbayar melalui situs gelap dan situs lainnya.

"Dari data-data inilah, pelaku berpura-pura sebagai pemilik rekening lalu meminta pembuatan buku tabungan serta ATM dengan alasan hilang atau kecopetan," ujar dia.

Sementara itu, Pakar keamanan siber di Vaksincom Alfons Tanujaya mengungkapkan modus lain atau ketiga yang dapat dilakukan pelaku untuk membobol rekening korban. Modus ketiga yakni pelaku mengetahui nomor rekening korban dengan tepat, mengetahui informasi lengkap pemilik akun, lalu membuat KTP palsu berdasarkan data yang didapatkannya, dan pihak bank percaya serta memberikan akses kepada pelaku.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...