Sri Mulyani: Pemerintah Harus Belanja Rp 2.739 T Demi Pulihkan Ekonomi

Agatha Olivia Victoria
29 Juli 2020, 15:21
sri mulyani, belanja negara, pemulihan ekonomi nasional
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, pemulihan ekonomi nasional tetap membutuhkan sektor swasta.

Pemerintah mengalolasikan anggaran belanja negara sebesar Rp 2.739 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut seluruh anggaran tersebut harus dibelanjakan demi memulihkan ekonomi dari dampak pandemi corona.

"Jadi untuk memulihkan ekonomi dari Covid-19 bukan hanya dengan anggaran yang Rp 695 triliun itu," kata Sri Mulyani dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama dan nota kesepahaman untuk program penjaminan pemerintah kepada korporasi padat karya, Rabu (29/7).

Advertisement

Anggaran pembiayaan Covid-19 dialokasikan sebesar Rp 695,2 triliun, Selain anggaran tersebut, pemerintah pusat juga harus tetap membelanjakan anggaran kementerian/lembaga yang sebesar Rp 836 triliun agar perekonomian bisa segera pulih. "Presiden terus meminta seluruh menteri tetap fokus melakukan belanjanya," katanya. 

Adapun belanja negara itu terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.975 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa Rp 763,92 triliun. Belanja pemerintah pusat di antaranya belanja k/l Rp 836,4 triliun dan belanja non k/l Rp 1.138,86 triliun.

 Kendati demikian, Sri Mulyani menilai pemulihan ekonomi nasional tetap membutuhkan peran korporasi swasta.  APBN hanya berkontribusi tak lebih dari 16% dari produk domestik bruto RI. "Kalau pemerintah melakukan belanja, namun sektor swasta korporasi tak jalan akan percuma," katanya.

Salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mendorong sektor swasta adalah memberikan penjaminan kredit modal kerja kepada korporasi padat karya. Program itu diperuntukkan kepada korporasi dengan plafon kredit di atas Rp 10 miliar hingga Rp 1 triliun.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement