Rapor Neraca Dagang Agustus: Surplus US$ 2,3 M saat Kenaikan Impor

Agatha Olivia Victoria
15 September 2020, 12:03
ekspor impor, neraca perdagangan, ekonomi lesu, kontraksi ekonomi
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi.

Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan pada Agustus 2020 surplus sebesar US$ 2,3 miliar,  lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 3,26 miliar.  Penurunan surplus neraca dagang terjadi seiring kinerja impor yang meningkat dan ekspor yang menurun. 

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan ekspor pada Agustus tercatat US$ 13,07 miliar, turun 4,62% dibandingkan bulan sebelumnya atau 8,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  Sedangkan impor pada Agustus mencapai US$ 10,74 miliar, naik 2,65% dibandingkan bulan sebelumnya tetapi masih anjlok 24,19% dibandingkan Juli 2o19,

"Kalau ekspor dan impor digabungkan, maka terjadi surplus neraca dagang US$ 2,33 miliar. Posisi ini masih lebih tinggi dibandingkan Agustus 2019 yang  surplus hanya US$ 92,6 juta. Tentu kami berharap ekspor ke depan membaik sehingga surplus meningkat dan ekonomi mulai pulih," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers, Selasa (15/9).

Suhariyanto menjelaskan, ekspor migas turun paling dalam sebesar 9,94% dibandingkan bulan sebelumnya atau 27,45% dibandingkan Juli 2019 menjadi 0,61 miliar. Sedangkan ekspor nonmigas turun 4,35% dibandingkan bulan lalu atau 7,16% dibandingkan Juli 2019 menjadi US$ 12,46 miliar.

"Ekspor nonmigas turun karena beberapa komoditas, seperti logam mulia dan perhiasan, minyak hewan dan nabati, besi dan baja, serta alas kaki," katanya.

Seluruh sektor nonmigas mencatatkan penurunan ekspor. Sektor pertanian yang beberapa bulan terakhir meningkat juga menurun sebesar 2,37% dibandingkan Juli menjadi US$ 0,34 miliar. Namun dibandingkan Juli 2019, ekspor pertanian masih tercatat tumbuh 1,04%.

"Beberapa ekspor pertanian yang mengalami penurunan yakni tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempat. Ekspor tembakau hingga kepiting juga menurun," katanya.

Ekspor industri pengolahan juga tercatat turun 4,91% secara bulanan atau 4,52% dibandingkan Juli 2019 menjadi US$ 10,73 miliar. Ekspor sektor pertambangan juga turun 0,28% dibandingkan bulan lalu atau anjlok 24,78% menjadi US$ 1,39 miliar.

Secara kumulatif, ekspor Indonesia pada Januari-Agustus 2020 turun sebesar 6,51% menjadi US$ 103,61 miliar. Dari total ekspor tersebut, ekspor nonmigas turun 4,38% menjadi US$ 97,9 miliar.

Tiongkok masih menjadi pangsa pasar ekspor nonmigas terbesar mencapai 17,81%. Disusul Amerika Serikat sebesar 11,82%, Jepang 8,32%, India 6,28%, dan Singapura 6,04%.

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...