Rupiah Menguat Terangkat Ramalan Bunga BI Tetap 4%
Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot pagi ini, Kamis (17/9) dibuka menguat 0,32% ke level Rp 14.7965 per dolar AS. Namun, rupiah bergerak melemah dari level pembukaan ke posisi Rp 14.840 per dolar AS hingga pukul 10.00 WIB menanti keputusan suku bunga BI.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi BI akan kembali mempertahankan suku bunga acuan pada level 4%. "Sikap BI ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah hari ini," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (17/9).
Mayoritas nilai tukar regional pagi ini bergerak melemah terhadap dolar AS. Indeks saham regional juga mengalami tekanan. Mengutip Bloomberg, Yen Jepang turun 0,13%, dolar Singapura 0,21%, peso Filipina 0,12%, yuan Tiongkok 0,11%, ringgit Malaysia 0,12%, dan baht Thailand 0,14%. Sementara itu, dolar Taiwan naik 0,29% dan rupee India 0,16%. Sementara itu, dolar Hong Kong dan won Korea Selatan stagnan.
Menurut Tjendra, pernyataan Bank Sentral AS, The Fed yang mengatakan bahwa ekonomi Negeri Paman Sam berisiko tertekan bila tidak ada stimulus lanjutan dari pemerintah berpotensi memberi tekanan ke aset berisiko pagi ini. Pemerintah AS hingga kini belum bersepakat dengan parlemen untuk merilis stimulus paket kedua.
Di sisi lain, The Fed juga menjelaskan kemajuan pemulihan ekonomi AS yang mungkin menjadi faktor penguatan dolar AS pagi ini. Dengan demikian, Tjendra memperkirakan rupiah kemungkinan melemah dengan kisaran Rp 14.800-14.950 per dolar AS hari ini.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah pagi ini sangat luar biasa. Pasalnya, saat berita ini ditulis indeks dolar AS melonjak 0,25% ke level 93.44.
"Seharusnya rupiah melemah, emas saja terjun bebas," ujar Ibrahim kepada Katadata.co.id.
Ia memperkirakan BI akan kembali mempertahankan suku bunga acuan dan memfokuskan kebijakan terhadap injeksi likuiditas.
Di sisi lain, langkah Presiden Joko Widodo yang menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk menangani Covid-19 di delapan provinsi masih memberikan sentimen kepada pasar.
Dalam rapat kabinet terbatas, Selasa (14/9) , Jokowi menunjuk Luhut untuk mengendalikan corona di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, dan Sumatera Utara. Menurut Luhut, delapan provinsi tersebut penting karena menyumbang 75% dari total kasus Covid-19 di Indonesia.
"Ada kemungkinan dengan penunjukan itu pembatasan sosial berskala besar kembali ke masa transisi," kata dia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menerapkan kembali PSBB yang lebih ketat sejak Senin (14/9). Keputusan ini diambil lantaran kasus Covid-19 di Jakarta menunjukkan tren peningkatan
Namun pelaksanaan PSBB dikhawatirkan menyebabkan perekonomian Jakarta kembali melemah. Ketika PSBB diterapkan pada 10 April hingga 4 Juni lalu, ekonomi Jakarta jatuh ke titik terendah selama 10 tahun terakhir. Pada kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi mencetak minus 8,22%.
Sektor usaha yang mengalami dampak terdalam adalah akomodasi dan makan minum, transportasi, industri pengolahan, serta perdagangan besar dan eceran. Sektor akomodasi dan makan minum terkontraksi hingga 34,8%.