Potret Muram Ekonomi Saat Ini: Rekening Gendut Dana Masyarakat di Bank

Agustiyanti
21 September 2020, 20:35
dana pihak ketiga, perbankan, simpanan masyarakat, konsumsi rumah tangga, resesi ekonomi
deniskot/123rf
Ilustrasi. BI mencatat DPK perbankan pada Agustus tumbuh 11,64% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Aktivitas bekerja dari rumah yang dilakukan Lidia, 32 tahun, sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar berlaku di Jakarta mulai awal April lalu membuat simpanannya di bank menggemuk. Pandemi tak hanya memangkas ongkos transportasi, tetapi juga biaya hiburan yang sebelumnya cukup besar.

Tak ada pengeluaran untuk berlibur seperti yang biasa dilakukannya beberapa kali dalam setahun. Pengeluaran untuk nonton di Bioskop atau nongkrong di cafe pun nyaris nihil

Advertisement

"Pengeluaran otomatis turun sejak pandemi. Apalagi sekarang juga lebih banyak masak sendiri," ujar Lidia kepada Katadata.co.id, Senin (21/9).

Lidia rutin menyisihkan pendapatan untuk investasi. Pengeluaran yang berhasil dihemat lantaran melakukan segala aktivitas di rumah tak dikelola Lidia ke instrumen investasi lain. Ia sengaja tak memindahkan uang dari rekening tabungan guna mengantisipasi kebutuhan darurat di situasi yang tak pasti ini.

"Sengaja disimpan di tabungan untuk jaga-jaga kalau ada kebutuhan darurat," katanya.

 Beda dengan Lidia, Anggi Tamara, 26 Tahun, sengaja berhemat sejak pandemi Covid-19. Ia khawatir terkena pemutusan hubungan kerja akibat kondisi ekonomi yang semakin memburuk.

"Sekarang pengeluaran yang enggak perlu dipangkas. Kalau pas jadwal ke kantor juga sengaja bawa bekal, selain lebih bersih supaya hemat," ujar Anggia.

Anggia sudah merasakan dampak pemburukan ekonomi. Kini, ia hanya mengantongi gaji pokok. Berbagai fasilitas seperti uang makan dan tunjangan lain untuk sementara ditangguhkan perusahaan.

"Dulu juga ada uang lembur yang lumayan besar, sekarang ditiadakan karena pandemi," ungkapnya.

Ia pun memutuskan untuk menyisihkan lebih banyak dana dari pendapatan untuk di simpan di bank dalam bentuk tabungan dan deposito. "Sejak pandemi semakin cari tahu soal deposito, itu dimanfaatkan untuk simpan dana darurat," katanya.

 Langkah Lidia dan Anggia tercermin pada pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut dana pihak ketiga perbankan pada Agustus 2020 tumbuh 11,64%. Padahal, penyaluran kredit hanya tumbuh 1,04%.

Kondisi tersebut membuat likuiditas perbankan kian longgar. Rasio kredit terhadap simpanan atau LDR turun ke posisi 85,11%. "Longgarnya kondisi likuiditas juga mendorong tingginya rasio alat likuid terhadap DPK perbankan yakni 29,22% pada Agustus 2020," ujar Perry dalam konferensi pers, Kamis (18/9).

Pertumbuhan DPK pada bulan lalu naik signifikan dibandingkan Juli yang tercatat 7,7% secara tahunan atau year on year. Kenaikan simpanan tersebut terjadi di tengah tren penurunan bunga deposito.

Sepanjang tahun ini, rata-rata bunga deposito telah turun 82 bps dari 6,31% menjadi 5,49%. Sementara rata-rata suku bunga pasar uang antar bank tenor satu malam atau overnight turun 1,5% dari 4,81% menjadi 3,31%.

Meski rata-rata bunga deposito masih berada di level 5%, bunga deposito bank besar sudah berada di kisaran 3%. Bank Mandiri, BRI, dan BNI memberikan bunga deposito untuk seluruh jenis simpanan dan tenor hanya sebesar 3,5%, sedangkan BCA lebih rendah yakni 3,45%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement