Konsumsi Pemerintah Melejit, Sri Mulyani Ramal Ekonomi Masih Kontraksi

Agatha Olivia Victoria
22 September 2020, 14:20
sri mulyani, pertumbuhan ekonomi, belanja pemerintah, resesi ekonomi
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz
Ilustrasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi ekonomi pada kaurtal III akan tumbuh negatif.

Kementerian Keuangan memperkirakan belanja pemerintah pada Juli-September 2020 tumbuh lebih cepat dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi ekonomi pada kuartal III lebih buruk dari perkiraan awal. 

Sri Mulyani menyebut perekonomian pada tiga bulan terakhir ini berpotensi negatif hingga 2,9%. Meski konsumsi pemerintah diproyeksi naik hingga 17% pada periode tersebut, komponen pertumbuhan ekonomi lainnya masih tercatat negatif. 

Advertisement

"Konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor, dan impor masih negatif," ujar Sri Mulyani dalam konferensi virtual, Selasa (22/9).

Konsumsi rumah tangga diramal terkontraksi  1,5% hingga 3%. Perkiraan tersebut sedikit membaik dibandingkan realisasi kuartal II 2020 yang sebesar minus 5,51%.

Pembentukan modal tetap bruto  yang menjadi indikator investasi diperkirakan Sri Mulyani terkontraksi di kisaran 8,5% hingga minus 6,6%. Investasi sedikit lebih baik meski masih lemah, tercermin dari indikator aktivitas bangunan, impor barang modal, dan penjualan kendaraan niaga. Perbaikan aktivitas ekonomi yang masih tertahan membuat investor masih wait and see.

Kemudian, ekspor diproyeksikan masih akan terkontraksi 8,7% hingga 13,9%. Impor pun kemungkinan minus 16% hingga  26,8%. "Impor ini dalam sekali dan harus menjadi perhatian," kata Sri Mulyani.

Ia menjelaskan perdagangan internasional yang masih terbatas menyebabkan penurunan ekspor dan impor secara curam. Kondisi di sisi produksi juga masih tertahan. Meski demikian, perbaikan PMI mempengaruhi manufaktur dan perdagangan yang membaik walaupun masih tumbuh negatif.

Di sisi lain, aktivitas pariwisata masih rendah sehingga menekan sektor transportasi, hotel, dan restoran. Namun, sektor pertanian, infromasi, komunikasi, dan berbagai sektor jasa mampu tumbuh positif.

Secara keseluruhan, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi  tahun ini akan negatif 0,6% hingga 1,7%. Ini karena ada kemungkinan pertumbuhan negatif masih akan berlangsung pada kuartal IV 2020. "Namun akan kami usahakan bisa mendekati positif atau 0%," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement