Pandemi Masih Ancam Penurunan Pengangguran dan Kemiskinan Tahun Depan
Pemerintah menargetkan tingkat pengangguran terbuka dalam rentang 7,7%-9,1% dan tingkat kemiskinan 9,2%-9,7% pada APBN 2021. Angka tersebut turun dibandingkan proyeksi pemerintah tahun ini dengan menggunakan skenario terberat dampak pandemi Covid-19 yakni pengangguran mencapai 9,02% dan kemiskinan 10,98%.
Ekonom Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet memperkirakan pengangguran akan turun pada tahun depan tetapi disumbang oleh meningkatnya tenaga kerja di sektor informal. Banyak pekerja yang terkena PHK tahun ini akan beralih ke sektor informal, seperti ojek online, berdagang di kaki lima, dan sebagainya.
Ia memperkirakan rata-rata pendapatan mereka akan menurun.Hal ini kemudian menjadi tantangan dalam mencapai target tingkat kemiskinan di tahun depan.
"Karena umumnya pekerja di sektor informal rentang terjerembab ke dalam garis kemiskinan," ujar Yusuf kepada Katadata.co.id, Rabu (30/9).
Untuk mencapai target pengangguran dan kemiskinan tahun depan, pemerintah harus mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi. Ketika target asumsi makro tersbeut meleset, maka target pembangunan ekonomi seperti target kemiskinan dan pengangguran akan terpengaruh.
Dalam APBN 2021, pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 5%, laju inflasi ditetapkan 3%, dan nilai tukar rupiah Rp 14.600 per dolar AS.
Tingkat suku bunga SBN 10 tahun ditargetkan pada level 7,29%. Lalu harga minyak mentah Indonesia US$ 45 per barel dengan lifting minyak bumi US$ 705 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1,007 juta barel setara minyak per hari.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani sebelumnya memperkirakan jumlah pekerja sektor formal akan terpangkas hingga 30% pada tahun ini akibat pandemi Covid-19. Proyeksi tersebut mencakup pekerja yang tak lagi diperpanjang kontraknya, terkena PHK, dirumahkan, serta pensiun dini.
Namun, kondisi tersebut diperkirakan akan membaik pada tahun depan jika Covid-19 dapat dikendalikan dan ekonomi berangsur pulih. "Proyeksi pengangguran itu jika melihat kondisi ini. Tapi jika Covid-19 dapat dikendalikan maka pemulihan ekonomi akan cepat," ujar Hariyadi.