Bank Dunia: Pembatalan Utang Penting untuk Menyelamatkan Negara Miskin

Agustiyanti
5 Oktober 2020, 09:41
bank dunia, pembatalan utang, negara-negara miskin
Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi. Bank Dunia menyebut para investor harus siap memberikan beberapa bentuk keringanan utang pada negara miskin, yang antara lain dapat mencakup pembatalan utang.

Bank Dunia memperingatkan pandemi Covid-19 dapat memicu krisis utang di beberapa negara. Para investor harus siap memberikan beberapa bentuk keringanan yang antara lain dapat mencakup pembatalan utang.

"Terbukti bahwa beberapa negara tidak dapat membayar kembali utang yang mereka tanggung. Karena itu, kita harus mengurangi tingkat utang melalui keringanan atau pembatalan utang," ujar Presiden Bank Dunia David Malpass dikutip dari Reuters, Senin (5/10).

Advertisement

Malpass menekankan pentingnya jumlah utang dikurangi dengan restrukturisasi. Dia menunjuk langkah serupa dalam krisis keuangan sebelumnya seperti di Amerika Latin dan apa yang disebut inisiatif HIPC untuk negara-negara yang berutang besar pada 1990-an.

Negara-negara maju pada bulan lalu mendukung perpanjangan dari Debt Service Suspension Initiative G20, yang disetujui pada April untuk membantu negara-negara berkembang bertahan dari pandemi virus corona. Sebanyak 43 dari 73 negara potensial yang memenuhi syarat menangguhkan US$ 5 miliar dalam pembayaran utang.

Bank Dunia memperingatkan pandemi dapat mendorong 100 juta orang dalam kemiskinan ekstrem. Malpass pun meminta bank swasta dan dana investasi juga ikut terlibat.

"Para investor ini tidak melakukan cukup banyak dan saya kecewa dengan mereka. Juga, beberapa pemberi pinjaman besar Tiongkok tidak cukup terlibat. Oleh karena itu, dampak dari langkah-langkah bantuan kurang dari yang seharusnya," katanya. 

Malpass memperingatkan bahwa pandemi dapat memicu krisis utang lain karena beberapa negara berkembang telah memasuki spiral pertumbuhan yang lebih lemah dan masalah keuangan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement