Rupiah Bergeming Diterpa Aksi Demonstrasi Ricuh Tolak UU Cipta Kerja
Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot sore ini, Kamis (8/10) stagnan di posisi Rp 14.710 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin meski terjadi aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di sejumlah daerah yang berujung ricuh. Namun, rupiah melemah dari posisi pembukaan yang berada di level Rp 14.699 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah hari ini tertahan. "Mungkin karena kekhawatiran demo," ujar Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (8/10).
Padahal, lanjut dia, dari sentimen pasar dari sisi eksternal masih positif sehingga seharusnya mendorong penguatan rupiah. Sentimen datang dari persetujuan parsial stimulus AS oleh Presiden Donald Trump.
Mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS sore ini. Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,01%, dolar Singapura 0,1%, won Korea Selatan 0,45%, peso Filipina 0,07%, rupee India 0,12%, yuan Tiongkok 0,37%, ringgit Malaysia 0,12%, dan baht Thailand 0,28%. Hanya dolar Taiwan yang melemah 0,23%. Sementara dolar Hong Kong stagnan.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Rully Arya Wisnubroto menyebut tekanan rupiah dari dalam negeri lebih fokus kepada prospek ekonomi yang masih melemah dan penambahan kasus Covid-19 harian. Demo dinilai tidak terlalu berdampak besar terhadap pasar. "Terlihat hari ini IHSG masih terus menguat dan yield masih tetap stabil," kata Rully kepada Katadata.co.id.
Kurs rupiah dalam beberapa hari lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global. Namun dalam satu hari ini rupiah bergerak masih stabil.
Aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja di Jakarta dan sejumlah daerah berlangsung ricuh. Di Jakarta, kericuhan sempat terjadi di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat karena Istana Kepresiden yang menjadi tujuan unjuk rassa massa dari elemen buruh dan mahasiswa diblokade polisi. Petugas Polda Metro Jaya sejauh ini telah mengamankan sekitar 450 orang.
Kerusuhan juga terjadi di sejumlah kota lainnya, seperti Yogyakarta, Bandung, Bali, Sumatera Utara dan Lampung. Lemparan batu dan botol air minum beterbangan di depan Gedung DPRD DIY yang berlokasi di Jalan Malioboro.
Di Lampung, Kepolisian mengamankan 11 orang usai aksi massa menolak UU Cipta Kerja yang berujung ricuh di halaman kantor DPRD setempat. Mereka ditangkap karena kepolisian mendapati pengunjuk rassa membawa batu, kayu, dan bahan bakar yang sudah disiapkan dalam kantong plastik saat melakukan aksi.
Aksi demonstrasi mahasiswa dan pemuda menolak UU Cipta Kerja di halaman depan Gedung DPRD Sumatera Utara di Medan juga berujung rusuh hingga menyebabkan kerusakan gedung.