Surplus Neraca Berjalan, Janji Jokowi yang Terwujud Berkat Pandemi

Agustiyanti
13 Oktober 2020, 18:48
Sebanyak 33 perusahaan merelokasi bisnisnya dari Tiongkok. Namun, tidak ada satupun yang masuk ke Indonesia.
123RF.com/Bakhtiar Zein
Ilustrasi. BI memproyeksi neraca pembayaran pada kuasrtal III surplus seiring neraca transaksi berjalan dan neraca finansial yang surplus.

Neraca transaksi berjalan yang defisit menjadi masalah bagi perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Bank Indonesia memproyeksi, neraca transaksi berjalan akan mencatatkan surplus pada kuartal ketiga tahun ini. Ini pencapaian surplus pertama sejak tahun 2011.

"Transaksi berjalan kuartal III 2020 diperkirakan mencatat surplus dipengaruhi perbaikan ekspor dan penyesuaian impor sejalan permintaan domestik yang belum kuat," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (13/10).

Advertisement

Perry menjelaskan, prakiraan ini didorong potensi kenaikan surplus neraca perdagangan pada kuartal III 2020 yang lebih besar dibandingkan dengan surplus pada kuartal sebelumnya. Pada Juli-Agustus 2020, neraca perdagangan mencatat surplus US$ 5,57 miliar. Sedangkan pada sepanjang kuartal II 2020, neraca perdagangan mencatat surplus sekitar US$ 3 miliar.

BI juga memproyeksi neraca finansial akan mengalami surplus meski terdapat aliran keluar pada investasi portofolio asing mencapai US$ 1,24 miliar.

"Dengan prospek surplus neraca transaksi berjalan tersebut dan surplus neraca finansial, secara keseluruhan neraca pembayaran pada kuartal III 2020 diprakirakan mengalami surplus," kata Perry.

Neraca transaksi berjalan atau current account mencakup perdagangan barang dan jasa, penghasilan, serta transfer berjalan. Sementara neraca pembayaran mencakup neraca transaksi berjalan serta neraca modal dan finansial. 

Perry menjelaskan, aliran masuk modal asing berangsur membaik pada bulan ini. Pada 1-9 Oktober 2020 tercatat aliran modal asing masuk sebesar US$ 0,33 miliar. "Posisi cadangan devisa Indonesia akhir September 2020 tetap tinggi, yakni US$ 135,2 miliar," katanya.

BI memperkirakan defisit transaksi berjalan sepanjang tahun ini akan tetap rendah yakni di bawah 1,5% terhadap PDB. Dengan demikian, ketahanan sektor eksternal Indonesia dapat tetap terjaga di tengah dinamika penyesuaian aliran modal global.

Masalah Klasik yang 'Diselesaikan' Pandemi

Indonesia mengalami defisit pada neraca transaksi berjalan sejak 2012. Puncaknya, neraca transaksi berjalan mencatatkan defisit terbesar pada 2018 mencapai US$ 31,1 miliar.

Presiden Joko Widodo pun pada tahun lalu sibuk memikirkan langkah pemerintah untuk memangkas defisit transaksi berjalan. Ia kemudian berjanji untuk menyelesaikan masalah klasik perekonomian Indonesia tersebut dalam empat tahun melalui transformasi ekonomi.

“Saya yakin penyakit ini akan bisa kami selesaikan dalam waktu tiga sampai empat tahun yang akan datang,” ujar Jokowi saat memberikan sambutan di acara peringatan hari ulang tahun ke-8 Nasdem di JI-Expo pada 11 November 2019.

Salah satu langkah yang akan dilakukan pemerintah, menurut Jokowi, adalah menekan impor. Ia bahkan menekankan siap menindak tegas jika ada pihak yang menghalangi rencananya itu.

Belum genap setahun, harapan Jokowi terkabul. Impor pada kuartal ketiga turun drastis dan membuat surplus besar pada neraca perdagangan serta transaksi berjalan.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement