Jalan Terjal Pemulihan Ekonomi Global usai Pandemi Covid-19 Berakhir

Agustiyanti
15 Oktober 2020, 06:30
ekonomi global, pemulihan ekonomi global, pandemi covid-19
123RF.com/Artit Aungpraphapornchai
Ilustrasi. IMF memproyeksi ekonomi tahun ini terkontraksi 4,4%, lebih baik dari prediksi sebelumnya yang negatif 5,2%.

Dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian global di tahun ini ternyata tak seburuk dugaan awal. Lembaga internasional ramai-ramai merevisi lebih baik proyeksi ekonomi global, meski masih terkontraksi. Namun, pemulihan ekonomi ke level sebelum pandemi masih harus melalui pendakian panjang dan rentan jatuh.

Dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober yang dirilis IMF pada Selasa (14/10). Proyeksi perekonomian global pada tahun ini menjadi negatif 4,4%, lebih baik dari prediksi Juni yang minus 5,2%. Namun, ekonomi dunia diperkirakan tumbuh lebih lambat dari prediksi sebelumnya yang tumbuh 5,4% menjadi 5,2%.

Advertisement

Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath menjelaskan, proyeksi ekonomi tahun ini yang lebih baik dari prediksi awal karena kondisi kuartal II yang tak seburuk perkiraan dan tanda-tanda pemulihan ekonomi pada kuartal tiga. Meski demikian, resesi ekonomi tahun ini merupakan yang terdalam sejak depresi hebat AS yang berlangsung selama 10 tahun sejak 1929.

"Ini adalah krisis terburuk sejak depresi berat AS, membutuhkan inovasi kebijakan di tingkat nasional maupun internasional untuk keluar dari bencana," ujar Gopinath dalam laman resmi IMF.

Gopinath menjelaskan, perekonomian sebagian besar negara maju dan berkembang akan berada di bawah level 2019, bahkan pada tahun depan. Namun, pengecualian berlaku pada ekonomi Tiongkok yang diproyeksi masih mencatatkan pertumbuhan pada tahun ini sebesar 1,9%. Ekonomi Tiongkok pada tahun depan diprediksi tumbuh mencapai 8,2%.

"Negara-negara yang lebih mengandalkan perekonomian dengan kontak antar manusia dan ekspor minyak bumi akan menghadapi pemulihan yang lebih lemah dibandingkan dengan ekonomi yang dipimpin manufaktur," ujarnya.

Krisis ini, menurut Gopinath, kemungkinan akan meninggalkan bekas luka dalam jangka menengah karena pasar tenaga kerja membutuhkan waktu untuk pulih, investasi tertahan oleh ketidakpastian, dan masalah neraca pembayaran.

Catatan Organisasi Buruh Internasional atau ILO, pandemi Covid-19 menyebabkan pengurangan jam kerja besar-besaran yang setara dengan 400 juta pekerjaan penuh waktu pada kuartal II 2020, lebih tinggi dibandingkan kuartal I yang setara dengan 115 juta jam kerja. Pekerja wanita yang bekerja dalam sektor informal paling banyak terdampak.

Meski terjadi perbaikan pada data ketenagakerjaan sejak Mei seiring pemulihan ekonomi, IMF memperkirakan potensi pendapatan masyarakat yang hilang akibat pandemi semakin besar. Mengacu pada potensi kenaikan pendapatan sebelum pandemi, potensi pendapatan uang hilang dapat mencapai US$ 28 triliun selama 2020-2025, lebih besar dibandingkan proyeksi sebelumnya US$ 11 triliun yang hanya terjadi pada 2020-2021.

"Ini menciptakan kemunduran yang parah terhadap peningkatan standar hidup data-rata di semua kelompok negara," katanya.

Proyeksi tersebut tak lepas dari prediksi IMF terkait ekonomi global yang akan tumbuh dikisaran 3,5% dalam jangka menengah setelah 2021. Lembaga tersebut juga memperkirakan kesenjangan perekonomjian antara negara maju dan berkembang akan semakin besar.

"90 juta orang mungkin akan terjerumus dalam kemiskinan ekstrim," katanya.

Koreksi prediksi ekonomi tahun ini juga disampaikan oleh Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau OECD. Lembaga yang bermarkas di Paris ini memproyeksi ekonomi pada 2020 terkontraksi 4,5%. lebih baik dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 6%.

Berbeda dengan IMF yang memangkas proyeksi pertumbuhan tahun depan, OECD justru menaikkan proyeksi dari tumbuh 4,8% pada Juni menjadi 5%. Namun, OECD menilai perekonomian di sebagian besar negara pada 2021 tetap akan berada di bawah level 2019. Bahkan, realisasinya berpotensi lebih rendah dari proyeksi sebelum ada pandemi.

Selain itu, proyeksi pertumbuhan dibuat berdasarkan asumsi pandemi Covid-19 berakhir dan keyakinan konsumen meningkat pada tahun depan.
Adapun jika pandemi masih terus menyebar sehingga menyebabkan penguncian yang lebih ketat, ekonomi dunia kemungkinan terkontraksi hingga 3% pada 2021 dan mendorong angka pengangguran lebih besar.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement