Swasta Agresif, Utang Luar Negeri per Agustus Capai Rp 6.013 Triliun

Agatha Olivia Victoria
15 Oktober 2020, 13:08
utang luar negeri, bank indonesia, ULN, rupiah
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
IIustrasi. Utang luar negeri pemerintah pada September tercatat sebesar US$ 200,1 miliar atau tumbuh 3,4%,

Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia pada Agustus 2020 mencapai US$ 413,4 miliar atau setara Rp 6.013 triliun mengacu kurs Jisdor akhir periode yang sama.  Posisi utang tersebut tumbuh 5,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 4,2%. 

"Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah," tulis Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan resminya, Kamis (15/10).

Kenaikan ULN terutama didorong oleh utang swasta yang meningkat 7,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,2%. Total ULN swasta pada Agustus mencapai US$ 210,4 miliar.

Kenaikan ULN swasta terutama diddorong oleh perusahaan-perusahaan bukan bukan lembaga keuangan yang tumbuh 10,3%, sedangkan ULN lembaga keuangan hanya tumbuh 0,4% . Sebagian besar penarikan ULN swasta digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan.

Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,5% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin, sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan.

Sementara ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 200,1 miliar atau tumbuh 3,4% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Juli 2020 sebesar 2,3%. Perkembangan ini terutama didorong oleh penarikan sebagian komitmen pinjaman dari lembaga multilateral yang memberikan dukungan kepada Indonesia untuk menangani pandemi Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional.

"ULN pemerintah hingga kini dikelola secara terukur dan berhati-hati untuk mendukung belanja prioritas pemerintah," kata Onny.

Meski terus meningkat, bank sentral menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto pada akhir Agustus 2020 sebesar 38,5%, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 38,2%.

Struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam mengatakan struktur ULN RI masih tetap sehat. "Utang itu tidak hanya sekedar angka," ujar Piter kepada Katadata.co.id, Kamis (15/10).

Menurut Piter, ULN memang meningkat drastis selama tahun 2020. Hal itu disebabkan kebutuhan pembiayaan defisit fiskal yang sangat besar sementara di sisi lain pembiayaan domestik sangat terbatas.

Maka dari itu, ia menyebut yang penting saat ini bukan masalah utang. Tetapi, bagaimana menyelamatkan masyarakat dan dunia usaha ditengah pandemi.
Piter menjelaskan, percuma mempertahankan utang rendah tetapi masyarakat meninggal akibat pandemi dan dunia usaha bangkrut sehingga jatuh ke jurang krisis. "Itu lebih mengerikan dibandingkan kenaikan ULN," kata dia.

Bank Dunia sebelumnya dalam Laporan Statistik Utang Internasional 2021 memasukan Indonesia sebagai salah satu dari 10 negara dengan pendapat kecil-menengah yang memiliki utang terbanyak. Laporan itu menyebutkan Indonesia dengan jumlah utang luar negeri sebesar US$ 402,08 miliar atau sekitar Rp 5.940 triliun (kurs Rp 14.775) di tahun tahun 2019. Hal ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-7 setelah China, Brazil, India, Rusia, Meksiko, dan Turki.

Staf Khusus Menteri Keuangan untuk Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin mengatakan banyak yang mengkhawatirkan besarnya ULN Indonesia ini. Namun, ia menegaskan bahwa utang pemerintah Indonesia dikelola dengan sangat hati-hati dan akuntabel.

“Bu Sri Mulyani dikenal prudent dalam menjaga fiskal kita, sehingga resiko yang ada masih manageable dan terjaga,” ujar Masyita kepada Katadata.co.id, Kamis (15/10).

Menurut dia,, kebijakan fiskal dalam empat tahun terakhir diarahkan untuk mengurangi angka defisit APBN. Defisit anggaran sudah sangat mendekati angka positif di tahun ini, sebelum pandemi terjadi.

Adapun ULN Indonesia bukan seluruhnya merupakan utang pemerintah. "ULN pemerintah hanya 29.8% saja dari keseluruhan uutang Indonesia yang tercantum di dalam International Debt Statistics 2021. Sisanya merupakan utang swasta," kata dia.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...