Harapan Ekonomi Pulih dari Gairah Kredit Bank di Pengujung Tahun

Agatha Olivia Victoria
16 Oktober 2020, 19:44
pemulihan ekonomi, penyaluran kredit, pertumbuhan kredit, kredit lesu
123RF.com/Sembodo Tioss Halala
Ilustrasi. BI mencatat kredit hingga September 2020 hanya tumbuh 0,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit hingga September 2020 hanya tumbuh 0,12% dibandingkan periode sama tahun lalu. Angka ini melambat dibandingkan Agustus 2020 yang masih tercatat tumbuh 1,04%. Namun, ada secercah harapan dari ramalan para bankir. Kredit baru diperkirakan akan meningkat pada kuartal keempat tahun ini. 

Berdasarkan survei perbankan yang dirilis BI pada Jumat (16/10),  proyeksi kenaikan kredit baru pada kuartal IV tercermin dari saldo bersih tertimbang yang mencapai  57,6%. Ini lebih tinggi dibandingkan kuartal III yang mencapai 50,6% tetapi jauh lebih rendah dibandingkan kuartal IV 2020 sebesar 70,6%.  Survei perbankan diikuti oleh para bankir dari 40 bank umum yang memiliki pangsa mencapai 80% dari total kredit nasional.

Advertisement

Para bankir dalam survei tersebut akan memprioritasnya penyaluran kredit pada modal kerja, investasi, dan terakhir konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi, bank masih akan memprioritaskan penyaluran kredit kepemilikan rumah atau apartemen, diikuti oleh penyaluran kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.

Permintaan kredit baru yang diperkirakan meningkat tak lepas dari kebijakan penyaluran kredit pada kuartal terakhir 2020 yang diperkirakan tidak seketat kuartal sebelumnya. Ini terindikasi dari indeks lending standard sebesar 8,1%, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 11%. Pelonggaran standar penyaluran kredit akan dilakukan terhadap seluruh jenis kredit, terutama kredit kepada debitur UMKM.

Namun, aspek kebijakan penyaluran yang paling longgar pada kuartal IV 2020 adalah suku bunga. Survei memperkirakan bunga kredit modal kerja diperkirakan sebesar 10,75%, kredit investasi 10,62%, dan kredit konsumsi 12,43%. Adapun aspek kebijakan lainnya diperkirakan akan lebih ketat pada periode itu.

Survei lain yang dirilis BI terkait permintaan dan penawaran bank sebenarnya menunjukkan permintaan pembiayaan korporasi sudah meningkat pada September 2020. Peningkatan permintaan terutama terjadi pada kredit korporasi. 

Para responden survei pun memperkirakan permintaan kredit masih akan tumbuh dalam tiga bulan ke depan, hanya saja bakal melambat. Peningkatan kebutuhan pembiyaan terutama dialami sektor pertambangan, pengadaan listrik, gas, dan air, konstruksi, jasa keuangan dan real estate. Sementara kenaikan permintaan kredit oleh industri pertanian, penolahan, perdagangan, penyedia akomodasi, serta jasa perusahaan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya akan melambat. 

Direktur Utama Bank Panin Herwidyatmo menjelaskan, penyaluran kredit perusahaan pada kuartal ketiga masih negatif. Pihaknya masih berupaya agar penyaluran kredit tumbuh positif di akhir tahun ini. 

"Seluruh jenis kredit, termasuk korporasi masih negatif hingga kuartal III," ujar Herwid kepada Katadata.co.id, Jumat (16/10).

Rupiah
Rupiah (Donang Wahyu|KATADATA)

Pengusaha masih sulit pinjam bank 

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Haryadi Sukamdani mengatakan sebagian besar pengusaha masih kesulitan memperoleh kredit dari bank. Pembiyaan hanya dapat dikantongi oleh sebagian kecil perusahaan yang bisnisnya masih berjalan cukupp baik. 

"Yang masih bisa ambil kredit, seperti perusahaan yang memproduksi bahan pokok, obat=obatan, kesehatan, dan masih bisa ekspor. Sisanya masih kesulitan," ujar Hariyadi kepada Katadata.co.id, Jumat (16/10). 

Bank, menurut dia, masih melihat risiko dari bisnis yang sulit di tengah pandemi Covid-19. Banyak perusahaan yang kini membutuhkan modal kerja karena sudah tidak memiliki cukup kas untuk menjalankan operasional perusahaan. 

"Permintaan pembiyaan oleh perusahaan ke perbankan sangat mungkin meningkat, tetapi banyak yang pengajuannya ditolak karena prospek bisnis sedang tidak bagus," katanya. 

Hingga kini, pemerintah belum juga merealisasikan program penjaminan kredit korporasi yang sudah dijanjikan sejak pertengahan tahun. Hariyadi berharap program ini segera terealisasi sehingga dapat memberi nafas bagi dunia usaha.

Program penjaminan kredit pemerintah rencananya akan diprioritaskan untuk beberapa sektor, antara lain pariwisata, otomotif, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, elektronik, kayu olahan, furnitur, produk kertas, serta usaha padat karya dengan kriteria terdampak pandemi corona.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement