Harap-harap Cemas Menatap Inflasi Terendah dalam Setengah Abad

Agatha Olivia Victoria
23 Oktober 2020, 18:53
Ilustrasi
123rf
Ilustrasi

Daya beli yang terpukul akibat pandemi Covid-19 akan mendorong inflasi tahun ini ke level terendah dalam setengah abad terakhir. Bank Indonesia memproyeksi inflasi pada tahun ini berada di bawah 2%.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indonesia sudah tiga bulan berturut-turut mengalami deflasi yakni pada Juli hingga September 2020. Inflasi tahun kalender atau sepanjang Januari-September 2020 bahkan baru mencapai 0,83%, kurangd ari sepertiga capaian periode yang sama tahun lalu 2,62%.

Advertisement

Kinerja inflasi tahun berjalan yang rendah terutama disebabkan oleh deflasi pada komponen harga yang bergejolak sebesar 0,28% dan komponen yang diatur pemerintah sebesar 0,11%. Deflasi pada komponen harga yang bergejolak terutama disumbang penurunan indeks harga pangan sebesar 0,13%.

Sementara komponen inti masih mencatatkan inflasi sebesar 1,46%. Meski demikian, Kepala BPS Suhariyanto pada pengumuman inflasi awal bulan ini mengingatkan inflasi tahunan komponen inti yang menurunan sejak Maret perlu diwaspadai.

Pada September 2020, komponen inti mencatatkan inflasi tahunan sebesar 1,86%, lebih rendah dibandingkan Agustus 2,03% dan Juli 2,07%. "Ini menunjukkan daya beli kita masih sangat lemah. Itu yang perlu diwaspadai," ujar Suhariyanto.

Inflasi Inti yaitu komponen harga barang/jasa yang cenderung menetap atau persisten di dalam pergerakannya. Inflasi ini dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran, lalu lingkungan eksternal seperti nilai tukar, harga komoditi internasional, dan inflasi mitra dagang. Selain itu ada pengaruh dari ekspektasi pedagang dan konsumen.

Direktur Eksekutif Center Of Reform on Economics Mohammad Faisal memperkirakan inflasi tahun ini hanya akan mencapai 1,2%. Inflasi yang terlalu rendah, menurut dia, dapat berimplikasi kepada lonjakan pengangguran dan kemiskinan.

Inflasi yang rendah menandakan permintaan masyarakat yang rendah pula. Dengan permintaan yang rendah, perusahaan harus mengurangi produksi yang berakibat pada efisiensi tenaga kerja.

"Efesiensi ini berdampak kepada perumahan pekerja dan PHK sehingga meningkatkan pengangguran," kata Faisal kepada Katadata.co.id, Jumat (23/10).

Kendati demikian, inflasi yang rendah dinilai ia memberikan beberapa keuntungan. Kelebihan yang dimaksud adalah stabilnya harga barang.

Selain itu, dari sisi moneter, Bank Indonesia tentunya menurut Faisal akan menurunkan suku bunga acuan jika inflasi terjaga. Dengan penurunan bunga acuan, suku bunga perbankan juga akan menurun dan masyarakat akan berpikir dua kali untuk menyimpan uangnya.

Dia pun memperkirakan inflasi yang rendah tersebut masih akan berlanjut pada tahun depan. Tingkat inflasi belum akan berbalik ke arah normal di level 3%. "Tahun depan kemungkinan dengan sedikit peningkatan di sekitar 2%," ujarnya.

Prediksi tersebut, kata Faisal, seiring dengan perbaikan permintaan masyarakat dan masih bergelutnya Indonesia dengan pandemi. Namun, dengan harapan Covid-19 pada tahun depan bisa lebih dikendalikan.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement