Sri Mulyani: Porsi Asing dalam Utang Pemerintah Turun di Bawah 30%

Agatha Olivia Victoria
26 Oktober 2020, 17:17
utang, sri mulyani, surat utang, pandemi corona
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut porsi kepemilikan asing dalam utang pemerintah kini berada di bawah 30%.

Porsi asing dalam utang pemerintah tercatat menurun hingga berada di bawah 30%. Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan, pinjaman pemerintah hingga penarikan surat berharga negara kini mayoritas berasal dari dalam negeri.

"Porsi asing dalam utang kita saat ini 30%, bahkan sekarang sudah turun," ujar Sri Mulyani dalam Kompetisi Debat APBN, Senin (26/10).

Advertisement

Berdasarkan data Direktorat Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan, porsi kepemilikan asing pada surat utang negara anjlok dari 38,57%  pada akhir 2019 menjadi 26,17% per 20 Oktober 2020. Surat utang negara yang digenggam juga turun dari Rp 1.061,88 triliun menjadi Rp 949,82 triliun.

Sementara itu,  kepemilikan perbankan pada surat utang negara hingga 20 Oktober 2020 mencapai Rp 1.354,57 triliun, naik 132,8% dari posisi akhir tahun lalu Rp 581,37 triliun. Porsi kepemilikan pun melesar dari 21,12% menjadi 38,16%. Sementara itu, porsi kepemilikan asing anjlok dari 38,57% menjadi 26,17%. Surat utang negara yang digenggam juga turun dari Rp 1.061,88 triliun menjadi Rp 949,82 triliun.

Adapun kepemilikan lembaga nonbank pada surat utang negara menurun dari 69,34% pada akhir 2019 menjadi 55,47%. Namun secara nominal masih meningkat dari Rp 1.908,88 triliun menjadi Rp 1967,96 triliun.

Sri Mulyani menyebut kondisi pandemi membuat pemerintah di seluruh negara dihadapkan dengan pilihan yang tidak mudah. Belanja negara harus ditingkatkan di tengah penerimaan negara yang sangat anjlok karena para pembayar pajak mengalami penurunan pendapatan. Mau tidak mau utang harus ditambah guna menambal defisit pada APBN. 

Bendahara Negara menjelaskan bahwa keputusan tersebut tidak mudah. "Karena kami juga tidak ingin memberikan warisan utang ke generasi ke depan," kata dia.

Ekonom Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet berharap penurunan kepemilikan asing pada surat utang pemerintah bisa menjadi momentum membenahi sumber pembiayaan pemerintah. Meski kepemilikan asing yang besar bisa mencerminkan kepercayaan investor asing, tetapi ada resiko volalitilas pada nilai tukar rupiah jika terjadi gejolak,

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement