Risiko Banjir Likuiditas yang Tidak Merata di Perbankan

Agustiyanti
28 Oktober 2020, 08:00
simpanan, ketimpangan simpanan, segmentasi kredit, dana pihak ketiga
123rf.com | seamartini
Ilustrasi. BI mencatat dana pihak ketiga perbankan tumbuh 12,1% pada September 2020.

Likuiditas perbankan kian melonggar di tengah pandemi Covid-19. Di satu sisi, dana simpanan masyarakat terus meningkat namun penyaluran kredit lesu. Di sisi lain, tak semua bank merasakan limpahan likuiditas.

Berdasarkan data uang beredar yang dirilis BI pada Selasa (27/10), dana pihak ketiga perbankan pada September 2020 tumbuh 12,1% mencapai Rp 6.383,8 triliun, sedangkan kredit turun 0,4% menjadi Rp 5.520,9 triliun. Rasio kredit terhadap simpanan atau LDR pun melonggar menjadi 86%.

Advertisement

Kenaikan simpanan terutama terjadi pada giro mencapai 22,9% menjadi Rp 1.603,9 triliun. Disusul tabungan yang tumbuh 11,4% menjadi Rp 2.071,6 triliun dan simpanan berjangka yang tumbuh 7% menjadi Rp 2.708,9 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan kondisi likuiditas yang melonggar di perbankan juga ditunjukkan oleh rasio alat likuid per non-core deposit hingga 14 Oktober yang mencapai 163%, naik dibandingkan posisi akhir Juni sebesar 122%. Ini jauh diatas ambang batas rasio AL/NCD menurut ketentuan OJK sebesar 90%.

"Alat likuid per DPK mencapai 32,88%, lebih tinggi dibandingkan kuartal II sebesar 26,24% dan jauh di atas thresshold minimum," ujar Wimboh dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan melalui streaming video, Selasa (27/10).

Catatan OJK hingga Agustus, kenaikan DPK didominasi oleh bank pada kelompok BUKU IV atau memiliki modal di atas Rp 30 triliun dengan pertumbuhan mencapai 15,26%. "Banyak dana yang disimpan terutama oleh pemerintah di bank BUKU IV," ujar Wimboh.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis OJK, kelompok BUKU I justru mencatatkan penurunan DPK dari Rp 47,2 triliun menjadi Rp 33,65 triliun. Kepemilikan surat berharga bank BUKU I turun dari Rp 3,46 triliun menjadi Rp 1,93 triliun. Namun, jumlah bank dalam kelompok BUKU ini sebenarnya juga berkurang dari 14 bank menjadi 10 bank, seriring aksi merger, akuisisi, atau penambahan modal.

Meski DPK turun, rasio LDR kelompok BUKU I tercatat paling rendah sebesar 81,14%. Posisi ini disusul oleh kelompok BUKU IV sebesar 81,34% dan BUKU II sebesar 82,77%.

Pada kelompok BUKU II, pertumbuhan DPK tercatat sebesar 9,68% menjadi Rp 668,45 triliun. Namun, kepemilikan surat berharga turun dari Rp 102,83 triliun menjadi Rp 93,73 triliun. Adapun jumlah bank pada kelompok BUKU ini sebenarnya bertambah dari 52 bank menjadi 54 bank.

Sementara itu, kelompok BUKU III mencatatkan penurunan DPK dari Rp 1698,1 triliun menjadi Rp 1.682,15 triliun. Sebaliknya, surat berharga negara yang digenggam meningkat dari Rp 316,23 triliun menjadi Rp 336,8 triliun. Rasio LDR bank kelompok buku II yang terdiri dari 25 bank tercatat paling tinggi mencapai 95,64%.

Pengamat Ekonomi Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi menilai distribusi likuiditas rupiah dan valas selama ini memang tidak merata dan terkonsentrasi, terutama pada bank BUKU IV. Penempatan dana pemerintah untuk Program Pemilihan Ekonomi Nasional juga dilakukan pada bank kelompok BUKU III dan IV.

"Sementara simpanan perseorang dan korporasi secara alamiah memilih untik menempatkan dana di bank BUKU III dan IV yang dianggap lebih aman. Ini sebenarnya masalah lama," ujar Eric kepada Katadata.co.id, Jumat (27/10).

Eric menilai ada risiko dari distribusi likuiditas yang tidak merata ini. Namun, bank kecil saat ini dapat memperoleh likuiditas dari fasilitas pinjaman BI juga bunga pasar uang antar bank dinilai mahal.

"Memang sekarang ini injeksi likuiditas banyak masuk ke bank-bank besar, tetapi saya lihat BI dan LPS sudah mengantisipasi risiko ini," kata Eric.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement