Masuk ke Jurang Resesi, BPS Catat Ekonomi Kuartal III Negatif 3,49%

Agatha Olivia Victoria
5 November 2020, 11:36
resesi ekonomi, kontraksi ekonomi, PDB kuartal III, pertumbuhan ekonomi kuartal tiga
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. Indonesia masuk ke jurang resesi seiring kontraksi ekonomi pada kuartal III 2020.

Perekonomian Indonesia masuk ke jurang resesi pada kuartal ketiga tahun ini. Badan Pusat Statistik mencatat produk domestik bruto minus sebesar 3,49% secara tahunan, lebih dalam dibandingkan prediksi pemerintah yang berada di rentang minus 2,9% hingga minus 1%. Namun, kontraksi ekonomi ini lebih rendah dibandingkan kuartal II 2020 yang mencapai 5,32%. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, produk domestik bruto atas dasar harga berlaku  pada kuartal III 2020 sebesar Rp 3.894,7  triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 2.720,6 triliun.

"Dibandingkan dengan posisi kuartal III 2019, ekonomi Indonesia terkontraksi 3,49%. Meski masih kontraksi, kondisi ini lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya dan diharapkan akan membaik pada kuartal IV" ujar Suhariyanto dalam Konferensi Pers Pengumuman PDB Kuartal III melalui streaming video, Kamis (5/11).

Meski masih terkontraksi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ekonomi Indonesia tumbuh dibandingkan kuartal II 2020 sebesar  5,05%. Adapun kumulatif atau sepanjang Januari-September 2020, ekonomi tercatat terkontraksi atau minus dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Perekonomian di berbagai negara membaik pada kuartal ketiga dibandingkan kuartal kedua lalu meski masih tertahan akibat jumlah kasus yang masih tinggi. Ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia masih terkontraksi meski tak sedalam pada April-Juni 2020. Hanya Tiongkok yang perekonomiannya sudah tumbuh sebesar 4,9% secara tahunan, sedangkan Amerika Serikat masih negatif 2,9%, Singapura minus 7%, dan Korea Selatan minus 1,3%. 

Kontraksi terjadi pada seluruh komponen kecuali pada konsumsi pemerintah. Konsumsi pemerintah mencatatkan pertumbuhan tertinggi secara kuartalan yang mencpaai 16.93% dan menjadi satu-satunya komponen yang tumbuh secara tahunan mencapai 9,76%. Ini seiring realisasi belanja negara pada kuartal ketiga yang mencapai Rp 771,37 triliun, melesat 38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi andalan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terpukul cukup dalam dan negatif 4,04 % dibandingkan kuartal III 2019, tetapi tumbuh positif  4,7% dibandingkan kuartal II 2020. 

Konsumsi rumah tangga yang anjlok antara lain disebabkan oleh daya beli masyarakat yang masih lesu, terlihat pula dari deflasi yang terjadi tiga bulan berturut-turut pada Juli-September 2020, seperti terlihat dalam databoks.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, hanya konsumsi LPNRT negatif -2,12 %,  investasi -6,48 %,, ekspor -10,82% dan impor -21,86%. Sementara dibandingkan kuartal lalu, investasi atau PMTB tumbuh 8,45%, ekspor tumbuh 6,14%, konsumsi LPNRT tumbuh 0,56$, sedangkan impor menjadi satu-satunya yang tercatat negatif 0,08%.

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...