BI Ramal Inflasi November Naik Jadi 0,21% Disumbang Ayam & Cabai

Agatha Olivia Victoria
13 November 2020, 17:16
inflasi, BI, kenaikan harga, deflasi
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020). Bank Indonesia memperkirakan inflasi Januari akan mencapai 0,42 persen berdasarkan hasil survei pemantauan harga (SPH) hingga minggu keempat bulan ini, hal tersebut karena faktor naiknya harga sejumlah komoditas pertanian seperti cabai merah, bawang merah, beras, dan beberapa sayuran karena dampak musim penghujan yang berpengaruh pada panen.

Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada bulan November 2020 akan sebesar 0,21%. Ramalan tersebut seiring perkembangan harga pada pekan kedua bulan ini.

Kepala Departemen Komunikasi Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko mengatakan memperkirakan inflasi November 2020 secara tahun kalender sebesar 1,17%. "Sementara secara tahunan sebesar 1,53%," tulis Onny dalam keteranagn resminya, Jakarta, Jumat (13/11).

Penyumbang utama inflasi yaitu daging ayam ras sebesar 0,08%, cabai merah sebesar 0,03%, telur ayam ras dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02%, serta cabai rawit, minyak goreng, tomat dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01%. Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan, yakni tarif angkutan udara dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01%.

Pengamat Ekonomi Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi mengatakan inflasi diperkirakan meningkat karena ada  perbaikan daya beli seiring aktivitas ekonomi mulai bergerak kembali. "Tetapi belum seperti masa sebelum covid karena ekonomi belum sepenuhnya pulih," kata Eric kepada Katadata.co.id, Jumat (13/11).

Daya beli masyarakat juga mulai membaik didorong oleh bansos pemerintah untuk keluarga miskin. Dengan demikian, proyeksi inflasi pada akhir tahun ini akan berada pada kisaran 1,2%.

Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja pemerintah pusat sampai dengan September 2020 tumbuh sebesar 21,22% dari Rp 999,32 miliar pada tahun sebelumnya. menjadi Rp 1,21 triliun. Kenaikan pengeluaran pemerintah tersebut antara lain dipengaruhi oleh realisasi bansos yang mencapai Rp 156,26 triliun atau sekitar 89,54% dari pagu Perpres 72 tahun 2020 yang ditetapkan sebesar Rp 170,7 triliun.

Adapun realisasi bansos tersebut tumbuh 79,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya terutama karena didorong adanya perluasan bansos untuk membantu masyarakat di masa pandemi Covid-19. Kebijakan tersebut antara lain penyaluran bantuan PKH, penyaluran bantuan program Kartu Sembako, penyaluran bantuan paket sembako Jabodetabek, penyaluran bantuan sosial tunai nonJabodetabek, penyaluran bansos beras bagi KPM PKH, serta penyaluran bantuan sosial tunai bagi penerima bantuan Sembako non PKH. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...