Risiko yang Menghantui Langkah Bank Memangkas Bunga Kredit

Agustiyanti
19 November 2020, 19:49
bunga kredit, bank indonesia, suku bunga, bunga acuan bi, bunga kredit turun, bunga kpr, bunga kredit modal kerja
123RF.com/Sembodo Tioss Halala
Ilustrasi. BI memangkas bunga acuan sebesar 0,25% menjadi 3,75% pada bulan ini.

Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75%, terendah sejak bank sentral menerapkan BI 7 days reverse repo rate pada April 2016. Meski BI telah memangkas bunga acuan sejak tahun lalu hingga Juni 2020 sebesar 2%, rata-rata bunga kredit baru turun 0,95%.

Berdasarkan data uang beredar BI, rata-rata bunga kredit perbankan pada akhir September 2020 mencapai 9,85%, turun dibandingkan akhir 2018 sebesar 10,8%.

Advertisement

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi bunga kredit, yakni biaya dana, biaya administrasi, dan premi risiko kredit. Pada faktor pertama, penurunan suku bunga yang dilakukan BI telah mendorong suku bunga pasar uang dan biaya dana perbankan.

Faktor kedua atau biaya administrasi, menurut Perry, seharusnya juga menurun seiring aktivitas perbankan yang lebih dilakukan secara digital selama pandemi Covid-19.

"Jadi, jawaban dari lambatnya penurunan bunga kredit, terutama karena memang persepsi risiko kredit oleh perbankan," ujar Perry dalam Konferensi Pers usai Rapat Dewan Gubernur Bulan November, Kamis (19/11).

Perry menjelaskan, aktivitas ekonomi yang menurun menyebabkan risiko kredit meningkat. Sejumlah bank pun meningkatkan biaya pencadangan atas risiko tersebut.

Berdasarkan data BI, rasio kredit bermasalah atau NPL perbankan pada kuartal III 2020 mencapai 3,15% secara gross dan 1,07% secara nett. Rasio NPL tetap meningkat dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 2,53% secara gross dan 1,18% secara nett meski OJK telah mengeluarkan aturan relaksasi kredit.

Meski demikian, Perry memastikan pemulihan ekonomi terus berlanjut. Kondisi korporasi, terutama yang berskala besar dan melakukan ekspor, sudah membaik. "Sudah saatnya penyaluran kredit didorong dan membangun optimisme. Kami mengharapkan perbankan untuk segera menurunkan suku bunga kredit sehingga mendorong pemulihan ekonomi," katanya.

BI, menurut Perry, juga telah menambah likuiditas atau quantitative easing ke perbankan mencapai Rp 680,89 triliun. Tambahan likuiditas bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum sebesar Rp 155 triliun dan ekspansi moneter Rp 510,09 triliun.

"Longgarnya kondisi likuiditas mendorong tingginya rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yakni 30,65% pada Oktober 2020," katanya.

Kondisi likuiditas perbankan yang longgar juga terjadi karena penyaluran kredit pada September 2020 hanya tumbuh 0,12%, sedangkan DPK melesat 12,88%.

Rata-rata suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) tenor overnight pada Oktober berada di level 3,29%, posisi ini menurun signifikan dibandingkan pada Januari yang masih mencapai 4,81%. Rerata bunga deposito juga mengalami tren penurunan dari 5,18% pada September menjadi 4,93%.

Meski rata-rata bunga deposito masih mencapai 4,81% pada Oktober, empat bank terbesar di Tanah Air saat ini mematok bunga deposito pada kisaran 3%. BCA misalnya, mematok bunga deposito sebesar 3,25% untuk seluruh jenis simpanan berdasarkan tenor dan nominal.

Bank Mandiri dan BRI mematok bunga deposito sebesar 3,5% untuk seluruh simpanan berdasarkan tenor dan nominal. Sementara BNI, mematok bunga deposito sebesar 3,5% untuk simpanan minimal Rp 5 miliar dan 3% untuk simpanan di bawah nominal tersebut.

Namun berdasarkan data suku bunga dasar kredit Otoritas Jasa Keuangan per September 2020, tiga bank BUMN tersebut masih mematok bunga korporasi pada kisaran 9,8% hingga 9,95%, bunga ritel sebesar 9,8%, mikro 11,5% hingga 16,75%, KPR 9,9%, dan non-KPR 12%.

Sementara BCA mematok bunga korporasi sebesar 8,25%, ritel 8,75%, KPR 9,4%, dan non-KPR 8,61%. Adapun bunga kredit lebih rendah, khususnya pada segmen korporasi, justru ditawarkan oleh bank-bank asing.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement