Pertama Sejak Era Jokowi, Neraca Berjalan RI Surplus US$ 1 Miliar

Agatha Olivia Victoria
20 November 2020, 13:00
Petugas menata uang Dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat ke posisi Rp14.092 per Dolar AS atau 0,02 persen pada perdagangan pasar spot Kamis (28/11) sore dari sebelumnya Rp14.095 p
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi. BI mencatat transaksi berjalan surplus US$ 1 miliar pada kuartal III 2020.

Bank Indonesia mencatat transaksi berjalan pada kuartal III 2020 surplus sebesar US$ 1 miliar atau 0,4% dari Produk Domestik Bruto. Ini merupakan surplus pertama dalam pemerintah Presiden Joko Widodo, bahkan sembilan tahun terakhir.  Indonesia terakhir kali mencatatkan surplus neraca transaksi berjalan pada kuartal III 2011.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, surplus terjadi setelah pada kuartal II 2020 mencatat defisit sebesar US$ 2,9 miliar atau 1,2% dari PDB. "Surplus transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca barang seiring dengan perbaikan kinerja ekspor di tengah masih tertahannya kegiatan impor," tulis Onny dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (20/11).

Adapun neraca jasa yang juga masuk dalam komponen transaksi berjalan mengalami kenaikan defisit. Ini  dipengaruhi oleh peningkatan defisit jasa perjalanan karena kunjungan wisatawan mancanegara yang masih rendah.

Selain itu, terjadi peningkatan defisit jasa lainnya seperti jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi seiring impor jasa yang naik untuk kebutuhan penunjang aktivitas masyarakat yang lebih banyak dilakukan secara daring selama pandemi Covid-19.

Sedangkan defisit neraca pendapatan primer meningkat, terutama didorong oleh pembayaran imbal hasil atas investasi langsung.

Sementara itu, terjadi penurunan pada surplus  transaksi modal dan finansial pada kuartal  III 2020 di tengah penyesuaian aliran modal karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Transaksi modal dan finansial hanya mencatat surplus sebesar US$ 1 miliar atau 0,4% terhadap PDB, setelah mengalami surplus sebesar US$ 10,6 miliar atau 4,3% terhadap PDB pada kuartal sebelumnya. 

Surplus tersebut ditopang oleh aliran masuk investasi langsung dan neto investasi lainnya, di tengah penyesuaian investasi portofolio seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Aliran masuk investasi langsung tetap terjaga sejalan dengan ekonomi domestik yang membaik.

Transaksi investasi lainnya juga mengalami surplus didorong oleh penarikan pinjaman pemerintah dalam rangka mendukung pembiayaan penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional serta penarikan simpanan sektor swasta di luar negeri, sejalan dengan kebutuhan pembayaran pinjaman luar negeri.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...