BI: 14 Sektor Usaha Butuh Dukungan Pemerintah untuk Tumbuh Tahun Depan

Image title
3 Desember 2020, 13:16
Bank indonesia, kredit, sektor usaha, sektor produktif, pemulihan ekonomi
Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Ilustrasi. BI memproyeksi ekonomi pada tahun depan akan tumbuh 4,8% hingga 5,8%.

Bank Indonesia mencatat empat subsektor mulai tumbuh terlihat dari permintaan kredit yang meningkat. Namun, terdapat enam subsektor yang membutuhkan dukungan insentif dan delapan subsektor membutuhkan subsidi bunga dan penjaminan. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan,  sektor makanan dan minuman, telekomunikasi, logam dasar, dan alas kaki mulai mencatatkan kenaikan permintaan kredit. Plafon kredit dari perbankan kepada empat subsektor ini juga masih tersedia.

Advertisement

"Enam subsektor perlu insentif usaha dari pemerintah agar plafon kredit yang tersedia dari perbankan dapat dimanfaatkan, sedangkan delapan subsektor membutuhkan subsidi bunga dan penjaminan untuk mengatasi masalah persepsi risiko dalam penyaluran kredit," ujar Perry dalam Pertemuan Tahunan BI, Kamis (3/12).

Enam subsektor yang membutuhkan insentif usaha, yakni industri tembakay, tanaman holtikultura, industri kayu, industri kimia, industri barang galian bukan logam, dan indutsri barang dari logam. Permintaan kredit dari keenam subsektor ini menurun, padahal plafon dari perbankan masih tersedia. 

Sementara delapan subsektor yang membutuhkan subsidi bunga dan penjaminan, antara lain industri tanaman pangan, tanaman perkebunan, kehutanan, real estate, furniture, industri mesin, pertambangan biji logam, serta industri tekstil dan produk tekstil. Permintaan kredit dari kedelapan sektor ini meningkat, tetapi plafon yang disediakan perbankan meningkat. Oleh karena itu, butuh subsidi bunga dan penjaminan untuk menjembatani persepsi risiko perbankan untuk menyalurkan kredit pada sektor-sektor tersebut. 

Seluruh sektor produktif tersebut, menurut dia, menyumbang 40% terhadap PDB.  "Sinergi seperti ini akan semakin kuat jika didukung dengan vaksinasi dan stimulus fiskal seperti insentif pajak," katanya. 

Perry menekankan, perlunya 5 kebijakan untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional, yaitu  pembukaan sektor produktif dan aman, percepatan realisasi stimulus fiskal,  peningkatan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha, keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial, serta digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.

Bank Indonesia, menurut dia, akan  mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui stimulus kebijakan moneter yang akan dilanjutkan di tahun 2021 yang antara lain ditempuh melalui stabilitas nilai tukar, suku bunga yang akan tetap rendah, pembelian SBN dari pasar perdana untuk pembiayaan APBN Tahun 2021 sebagai pembeli siaga , dan kebijakan makroprudensial yang juga tetap akan akomodatif.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement