Stimulus BI untuk Atasi Pandemi Rp 682 T, Terbesar di Emerging Market

Agustiyanti
3 Desember 2020, 14:47
bank indonesia, perbankan, pelonggaran kuantitatif
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. BI telah menggelontorkan stimulus mencapai 4,4% dari PDB.

Bank Indonesia telah menginjeksi likuiditas ke pasar keuangan domestik, terutama perbankan mencapai Rp 682 triliun atau 4,4% terhadap produk domestik bruto. Stimulus moneter ini paling besar di antara negara-negara emerging markets.

"BI sudah menginjeksi likuiditas Rp 682 triliun, stimulus moneter terbesar di antara negara emerging markets. Sudah saatnya bank memangkas bunga dan menyalurkan kredit," ujar Perry dalam Pertemuan Tahunan BI, Kamis (3/12).

Advertisement

Perry menekankan bank harus ikut andil untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Pelonggaran kuantitatif telah dilakukan BI melalu sejumlah langkah. Salah satunya, penurunan giro wajib minimum 300 bps menjadi 3,5%. Berdasarkan data BI, pelonggaran GWM ini telah menambah lebih dari Rp 500 triliun likuiditas di perbankan.

Stimulus kebijakan moneter akan berlanjut pada tahun depan. BI akan memastikan stabilitas nilai tukar rupiah. Suku bunga acuan juga tetap akan rendah hingga ada tanda-tanda tekanan inflasi meningkat.

"Likuiditas akan tetap longgar untuk mendukung penyaluran kredit perbankan pada tahun depan," kata Perry.

Bank Indonesia juga akan melanjutkan sinergi stimulus moneter-fisikal dalam rangka pembiayaan APBN pada 2021 melalui mekanisme burden sharing. Namun, pembelian SBN di pasar perdana akan terbatas sebagai non-competitive bidder. Pembelian SBN secara langsung hanya berlaku untuk APBN 2020.

"BI telah membeli SBN dari pasar perdana 72,5 triliun, pembelian SBN secara langsung untuk pembelian barang publik sebesar Rp 297 triliun, sehingga secara total BI telah membeli SBN Rp 369,5 triliun," katanya.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement