Sinyal Positif Pemulihan Ekonomi Terancam Tingginya Kasus Covid-19

Agustiyanti
10 Desember 2020, 19:26
pertumbuhan ekonomi, pemulihan ekonomi nasional, pandemi corona, kasus covid-19
123RF.com/alphaspirit
Ilustrasi. Pemerintah berharap ekonomi pulih sepenuhnya pada tahun depan.

Indikator perekonomian mulai membaik di pengujung tahun ini. Purchasing Managers Indeks Manufaktur kembali ke level ekspansif pada bulan lalu, keyakinan konsumen mendekati level optimistis, dan kontraksi penjualan retail melambat. Namun, pemulihan ekonomi masih dibayangi tingginya kasus Covid-19.

Survei Bank Indonesia yang dirilis Kamis (10/12) menunjukkan penjualan retail pada November diprediksi masih terkontraksi 0,4% secara bulanan, lebih rendah dibandingkan Oktober yang minus 5,3%. Namun kontraksi penjualan retail secara tahunan mencapai 15,7%, lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang minus 14,9%,

Advertisement

Penjualan retail yang terkontraksi lebih dalam secara tahunan, antara lain disebabkan oleh basis penjualan pada November tahun lalu yang cukup tinggi mendekati Natal dan Tahun Baru. Sementara pada tahun ini, penjualan retail tertahan oleh Pandemi Covid-19.

Meski demikian, BI mencatat terdapat dua kelompok barang yang tumbuh positif positif secara bulanan pada November. Kelompok suku cadang dan aksesoris tumbuh 2,4%, sedangkan kelompok sandang tumbuh 4,8%.

Data penjualan retail yang membaik seiring dengan peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen. Survei BI mencatat IKK pada bulan lalu tercatat 92, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 79. Angka ini hampir mendekati zona optimistis yang berada pada level 100.

Optimisme konsumen sempat menurun pada September dan Oktober 2020, setelah membaik sejak Juni hingga Agustus, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.

Kenaikan IKK ditopang oleh membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan. Indeks ekspektasi konsumen yang berada di zona optimistis sejak Oktober kian meningkat dari 106,6 menjadi 123,9 pada bulan lalu.

Kenaikan IKK pada Novemver juga terjadi pada seluruh kategori tingkat pengeluaran responden dan seluruh kelompok usia, terutama responden berpengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan atau kelompok menengah atas yang menyumbang konsumsi rumah tangga terbesar.

Sementara itu, hasil riset IHS Markit menunjukkan kondisi sektor manufaktur membaik. Purchasing Manager's Index manufaktur Indonesia naik hampir tiga poin dari 47,8 pada Oktober menjadi 50,6 pada November. PMI Index 50 ke atas menunjukkan ekspansi pada sektor manufaktur.

Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw menjelaskan, data tersebut menunjukkan perbaikan kesehatan di sektor manufaktur Indonesia untuk pertama kalinya sejak Agustus. Angka rata-rata PMI pada kuartal IV saat ini berada di level 49,2, paling kuat sejak kuartal III 2019.

"Perpindahan ke PSBB transisi memberikan dorongan bagi sektor manufaktur. Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh rekor tertinggi kenaikan produksi di tengah pembukaan kembali pabrik dan peningkatan permintaan," ujarnya dalam siaran pers yang dipublikasikan awal bulan ini.

Permintaan, menurut dia, meningkat seiring naiknya arus masuk bisnis baru untuk pertama kalinya sejak Agustus. Namun laju kenaikan hanya berada pada kisaran marginal.

Bayang-bayang Tingginya Kasus Covid-19

Ekonom ADB Emma Ellen menilai kontraksi perekonomian Indonesia akan perlahan menurun pada kuartal IV 2020. "Ini setelah terkontraksi 3,5% pada kuartal ketiga dan 5,3% pada kuartal kedua," ujarnya.

ADB memangkas proyeksi ekonomi Indonesia pada tahun ini dari sebelumnya minus 1% menjadi 2,2%. Proyeksi ekonomi tahun depan yang semula diramal tumbuh 5,3%, hanya akan tumbuh 4,5%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement