Aliran Masuk Dana Asing Terancam Seret Jelang Tutup Tahun

Agatha Olivia Victoria
18 Desember 2020, 18:57
Seorang petugas bank menghitung mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Ilustrasi. Aliran modal asing sepanjang pekan ini masuk Rp 3,86 triliun ke pasar keuangan domestik.

Bank Indonesia mencatat aliran modal asing dalam bentuk portofolio kembali deras masuk ke pasar keuangan RI pekan ini. Namun, keadaan tersebut diperkirakan tak akan kembali terjadi pada pekan depan seiring kasus Covid-19 yang tinggi dan dipangkasnya proyeksi ekonomi Indonesia oleh sejumlah lembaga.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan dana asing masuk ke Indonesia sebesar Rp 3,86 triliun pada 14-17 Desember 2020. "Dengan beli neto di pasar Surat Berharga Negara sebesar Rp 2,04 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 1,82 triliun," tulis Erwin dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (18/12).

Dengan perkembangan tersebut, pasar keuangan domestik masih mencatatkan nett outflows sebesar Rp 140,1 triliun sepanjang tahun ini. Selain itu, premi risiko investasi Indonesia lima tahun turun dari 67,91 basis poin per 11 Desember 2020 menjadi 65,75 bps per 17 Desember 2020.

Adapun imbal hasil SBN 10 tahun turun dari level 5,94% menjadi 5,92% pada pagi hari ini. Angka tersebut masih sangat jauh dibanding yield UST Note 10 tahun yang sebesar 0,933%.

Kendati demikian, derasnya modal asing pada pekan ini belum mampu membuat rupiah perkasa. Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda melemah 0,26% dalam pekan ini.

Direktur Institute of Development for Economics and Finance Tauhid Ahmad menuturkan bahwa derasnya modal asing dalam bentuk portofolio terjadi karena sentimen positif dari vaksin Covid-19. Namun, sentimen ini memang belum bisa mengangkat rupiah karena masih ada kekhawatiran kasus virus corona yang masih tinggi.

Kendati begitu, dia memperkirakan tren dana asing yang deras itu belum akan terjadi pada pekan depan. "Karena situasi pertumbuhan ekonomi riil tahun 2020 kita sudah mulai terlihat," kata Tauhid kepada Katadata.co.id, Jumat (18/12).

Situasi yang dimaksud yakni belum pulihnya ekonomi secara penuh pada kuartal IV 2020 ini karena kasus Covid-19 masih tinggi. Dengan keadaan tersebut, beberapa lembaga pun memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...