Arah Pemulihan Ekonomi Global dan Posisi RI Setelah Krisis Covid-19

Agustiyanti
29 Desember 2020, 09:00
outlook 2021, pertumbuhan ekonomi 2021, ekonomi global, pandemi corona
Leo Lintang/123rf
Ilustrasi. Ekonomi global diperkirakan pulih pada tahun depan seiring ketersediaan vaksin Covid-19.
  • Dunia masih berhadapan dengan lonjakan kasus Covid-19 di tengah optimisme ketersediaan vaksin.
  • Selain pandemi, perang dagang hingga kondisi geopolitik  turut menjadi risiko pemulihan ekonomi global pada 2021.
  • Kehadiran UU Cipta Kerja dan SWF menjadi harapan bagi pemulihan ekonomi domestik yang lebih cepat pada tahun depan.

Toko-toko di pasar grosir makanan Laut Hunanan telah dibuka kembal. Turis berbondong-bondong ke Yellow Crane Tower, dan pengunjung tanpa masker bersiap menuju city's club. Sebagian besar aktivitas di Kota Wuhan, Tiongkok, yang diyakini merupakan tempat awal penyebaran Covid-19, telah kembali normal. 

Setahun lalu, kota berpenduduk 11 juta orang ini pertama kali mengalami lockdown atau karantina, menyusul sejumlah kota lainnya di Cina. Ekonomi Negara Tembok Raksasa pun menjadi yang pertama anjlok akibat pandemi.

Namun Tiongkok pulih dengan cepat. Jumlah kasus di negara ini tak banyak bergerak sejak April. Kota Wuhan bahkan mulai mencatatkan nol kasus sejak pertengahan tahun saat negara lain baru menghadapi lonjakan kasus.

Kasus Covid-19 di Tiongkok terkendali sejak April dan kini menempati urutan ke-80 jumlah pengidap corona di seluruh dunia berdasarkan data Worldometers. Hingga 22 Desember, kasus di sana hanya 86.867 dengan kematian mencapai 4.634 orang. Sementara Amerika Serikat mencatatkan jumlah kasus terbanyak mencapai lebih dari 18 juta orang dengan kematian melampaui 326 ribu orang.

Ekonomi Tiongkok juga menjadi yang pertama kali pulih. Pertumbuhan negara ini hanya terkontraksi pada kuartal pertama, lalu tumbuh 3,2% pada kuartal kedua dan meningkat menjadi 4,9% pada triwulan ketiga. ADB dalam outlook terbarunya menaikkan proyeksi ekonomi Tiongkok tahun ini dari tumbuh 1,8% pada ramalan September menjadi 2,1%, sedangkan proyeksi ekonomi tahun depan tumbuh 7,7%.

Dalam outlook-nya, ADB memperkirakan Tiongkok menjadi sumber pemulihan ekonomi global pada 2021, terutama bagi negara-negara berkembang di Asia yang diproyeksi tumbuh 6,8%. Ekonomi kelompok negara ini diproyeksi minus 0,7% pada 2020, lebih dalam dari proyeksi pada September yang negatif 0,4%.

Sementara itu, ADB melihat ekonomi negara maju seperti AS dan negara-negara kawasan Eropa tak seburuk prediksi sebelumnya. Ekonomi AS diramal terkontraksi 3,5% pada tahun ini, lebih baik dari ramalan pada September yang negatif 5,3%. Demikian pula dengan proyeksi ekonomi Eropa yang dikoreksi dari sebelumnya negatif 8% menjadi negatif 7,4%.

Kehadiran vaksin Covid-19 membawa harapan bagi pemulihan ekonomi global tahun depan. Ekonomi AS tahun depan akan tumbuh 4% dan Eropa tumbuh 6%.

Bank Dunia dan IMF juga meramal ekonomi global akan membaik pada tahun depan seiring kehadiran vaksin Covid-19. Dalam Laporan Asia Pasifik edisi Oktober, Bank Dunia memproyeksi ekonomi global akan tumbuh 5,2% pada tahun depan setelah terkontraksi 4,4% pada tahun ini.

Meski kesuksesan vaksin dapat mempercepat laju pemulihan, lembaga ini melihat ada sejumlah risiko bagi perekonomian global. Pertama gelombang kedua pandemi Covid-19. Kedua, tensi perang dagang, teknologi, dan aliran dana yang berpotensi meningkat antara AS dan Tiongkok.

Ketiga, pandemi dapat memperlebar jurang ketimpangan sehingga dapat memicu konflik sosial. Keempat, dampak negatif pelonggaran kebijakan usai pandemi Covid-19 seperti banyak UMKM yang berpotensi bangkrut, risiko kredit, dan stabilitas finansial memburuk, dan risiko utang yang meningkat.

IMF dalam World Economic Outlook 2020 juga mengingatkan ekonomi global belum akan sepenuhnya pulih pada tahun depan meski meramal pertumbuhan sebesar 5,4%. Lapangan kerja masih jauh di bawah tingkat sebelum pandemi Covid-19, sedangkan kaum miskin semakin miskin dengan 90 juta orang diramal jatuh ke kemiskinan ekstrim.

"Pemulihan dari bencana ini kemungkinan akan berlangsung lama, tidak merata, dan sangat tidak pasti," kata Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath dalam laman IMF.

Kemenangan Biden, Risiko Geopolitik, dan Perubahan Peta Global

Pandemi Covid-19 memang menjadi cerita utama yang mempengaruhi seluruh sendi perekonomian dunia pada tahun ini. Namun, banyak peristiwa besar lainnya yang terjadi dan akan bepengaruh besar bagi peta perekonomian global tahun depan.

Salah satunya kemenangan Joe Biden sebagai Presiden AS menggantikan Donald Trump. Kemenangan Biden diyakini memberi perubahan bagi arah hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok yang selama ini memanas di bawah pemerintahan Trump.

JP Morgan dalam Economic Outlook 2021 memperkirakan perang dagang antara AS dan Tiongkok masih akan menjadi risiko yang menghantui pada tahun depan. Namun kabar baiknya, Biden kemungkinan akan mengambil langkah negosiasi yang lebih lunak dengan Tiongkok sehingga para investor dan pebisnis dapat lebih percaya diri dalam mengambil keputusan.

Hanya saja, masalah perang dagang tak hanya muncul dari hubungan AS dan Tiongkok tetapi telah merambat antara Tiongkok dengan Australia. Negara Kangguru itu meminta WTO menyelidiki tarif Tiongkok atas impor jelai atau barli, sejenis serealia untuk pakan ternak penghasil malt karena menerapkan biaya tambahan hingga 80% pada produk Australia.

Kemenangan Biden juga membawa harapan pada stimulus fiskal yang lebih besar pada perekonomian AS. Biden telah menyatakan akan mendorong stimulus lebih besar bagi perekonomian AS setelah menjabat mulai awal tahun depan mencapai US$ 3 triliun. Saat ini, Kongres AS juga telah menyetujui stimulus tambahan senilai US$ 900 miliar atau setara Rp 12.600 triliun.

Presiden Joko Widodo dan Presiden AS Terpilih Joe Biden
Presiden Joko Widodo dan Presiden AS Terpilih Joe Biden (Instagram @jokowi)

Selain AS, Eropa dan Jepang juga diperkirakan bakal menggelontorkan stimulus senilai miliaran dolar AS. Banjir stimulus ini diperkirakan akan turut mengalir ke aset-aset berisiko, termasuk pasar keuangan negara-negara emerging market.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...