Jor-joran Utang Jumbo di Awal Tahun Memanfaatkan Banjir Dana Asing

Agustiyanti
8 Januari 2021, 20:22
Ilustrasi sovereign wealth fund
123RF.com/bee 32
  • Pemerintah menarik utang mencapai Rp 100 triliun pada pekan pertama 2021.
  • Aliran modal asing diperkirakan mengalir deras pada paruh pertama tahun ini.
  • Target pembiayaan utang tahun ini mencapai Rp 1.177,7 triliun.

Pemerintah sepertinya tak mau melewatkan momentum banjir likuiditas global di awal tahun. Pada pekan pertama 2021, pemerintah telah menarik utang mencapai Rp 100 triliun melalui penerbitan surat utang negara dan obligasi global.

Penerbitan surat utang dalam denominasi rupiah, serta dolar AS dan euro kemarin mengalami kelebihan permintaan seiring minat investor asing yang kembali meningkat dan potensi banjir likuiditas global di tahun ini.

Advertisement

Pada penerbitan SUN, penawaran yang masuk mencapai Rp 97 triliun dengan nominal yang dimenangkan sebesar Rp 41 triliun. Minat yang tinggi saat penerbitan global bond bahkan berhasil membawa imbal hasilnya mencetak rekor terendah sepanjang sejarah.

Pada pekan depan, pemerintah juga telah memiliki rencana untuk melelang sukuk dengan target indikatif Rp 14 triliun. Penerbitan sukuk dilakukan dalam bentuk satu seri surat perbendaharaan negara syariah dengan imbalan diskonto dan empat seru sukuk dengan imbalan yang ditawarkan mulai 6,625% hingga 7,75%.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiyaan dan Pengelolaan Risiko Deni Ridwan menjelaskan, pemerintah akan menerapkan strategi front loading atau penarikan utang lebih besar di awal tahun untuk memanfaatkan kondisi likuiditas pasar keuangan yang longgar. Namun, ini akan dilakukan pemerintah secara terukur. 

"Pemerintah akan tetap melakukan evaluasi berjalan sesuai dengan kondisi kas negara," kata Deni kepada Katadata.co.id, Jumat (8/1). 

Pihaknya saat ini masih terus memonitor kondisi fiskal dan pasar keuangan dalam menetapkan target pembiayaan pada semester pertama. 

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai pemerintah ingin memanfaatkan momentum banjir likuiditas di awal tahun seiring optimisme pasar terhadap vaksinasi dan stimulus besar yang akan digelontorkan Amerika Serikat. Apalagi kebutuhan anggaran tahun ini sangat besar di tengah penerimaan pajak yang masih akan berat.

"Minat asing untuk masuk ke aset berisiko mulai meningkat dengan optimisme vaksin dan Indonesia menjadi tujuan karena secara fundamental, kondisi ekonomi kita masih sangat baik," ujar Josua kepada Katadata.co.id.

Hal ini, menurut dia, terlihat dari minat investor yang tinggi pada dua penerbitan surat utang pemerintah dalam rupiah maupun valas pada awal tahun ini. Strategi front loading juga menjadi langkah mitigasi risiko jika pasar keuangan bergejolak pada paruh kedua. 

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan Indonesia secara fundamental masih sangat menarik dengan imbal hasil atau return investasi yang masih cukup tinggi. Kondisi ini membuat Indonesia menjadi pilihan bagi para investor untuk menaruh dana saat risk appetite beralih pada aset berisiko. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement