Efek Biden ke Pasar Keuangan RI: Dana Asing Ratusan Triliun Akan Masuk

Agatha Olivia Victoria
21 Januari 2021, 16:45
https://en.katadata.co.id/tags/rupiah
123RF.com/Bakhtiar Zein
Ilustrasi. BI mencatat aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik terus berlanjut dan mencapai US$ 5,1 miliar per 19 Januari 2021, termasuk penerbitan obligasi global oleh pemerintah.
  • Bursa saham dan mata uang negara-negara Asia menguat karena merespons pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS.
  • Biden menjanjikan stimulus tambahan senilai US$ 1,9 triliun. 
  • Aliran modal asing berpotensi masuk US$ 19,1 miliar ke Indonesia melalui instrumen portofolio pada tahun ini.

Pasar menyambut meriah pelantikan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat menggantikan Donald Trump pada Rabu (20/1) waktu Washington DC. Bursa saham AS mencetak rekor tertinggi sepanjang massa diikuti oleh bursa-bursa saham Asia. Mata uang negara-negara emerging market, termasuk Rupiah perkasa terhadap dolar AS.

Biden bukan pertama kali menempati Gedung Putih. Ia pernah menjadi wakil presiden di era pemerintahan Barack Obama. Banyak yang meyakini kebijakan Biden akan memberikan angin segar bagi pasar keuangan negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. Salah satunya Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Advertisement

Perry memperkirakan aliran modal asing masuk ke Tanah Air pada tahun ini berpotensi meningkat menjadi US$ 19,1 miliar. "Ini lebih tinggi dari tahun lalu sekitar US$ 11 miliar," kata Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI Januari 2021, Kamis (21/1).

Perry meyakini kepemimpinan Biden akan membuat pasar keuangan global kondusif sehingga aliran modal asing ke negara berkembang akan meningkat. Adapun Indonesia merupakan salah satu tujuan utama investasi portofolio global. Memasuki awal 2021, BI mencatat aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik terus berlanjut dan mencapai US$ 5,1 miliar per 19 Januari 2021, termasuk penerbitan obligasi global oleh pemerintah. 

Selain Biden, menurut Perry, kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve juga tetap akan mendorong pasar keuangan global dalam kondisi yang kondusif. Ia memperkirakan The Fed  masih akan mempertahankan suku bunga rendah dan likuiditas yang longgar. "Bahkan ada pernyataan suku bunga akan tetap rendah untuk waktu yang akan lama. Belum ada rencana tapering" ujar dia.

Tapering adalah langkah pengurangan gradual bank sentral terhadap tindakan-tindakan yang diterapkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Tapering  idilaksanakan ketika para pembuat kebijakan bank sentral meyakini bahwa ekonomi sudah pulih dan tak lagi memerlukan stimulus.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai pelatikan Biden meningkatkan optimisme investor terkait stimulus dan mendorong sentiment risk-on di pasar keuangan AS. Indeks saham utama AS mencatatkan level tertinggi sepanjang sejarah. DJIA, S&P500, dan NASDAQ naik masing-masing 0,83%, 1,39%, dan 1,97%.  Pengajuan stimulus baru di AS juga mendorong penguatan mata uang di kawasan Asia sejak kemarin.

"Sentimen positif terdorong setelah adanya afirmasi dukungan dari calon Menteri Keuangan AS, Janet Yellen terhadap kebijakan stimulus baru yang diusung oleh Biden," kata Josua. 

Bursa-bursa saham utama di Asia menghijau pada perdagangan hari ini. Indeks Kospi melesat 1,49%, Nikkei 0,82%, Shanghai Composite 1,07%, Srait Times 0,52%, dan 
Nikkei melanju 0,82%, Kospi 1,49%, Shanghai Composite 1,07%, Strait Times 0,52%. Namun, indeks Hang Seng melemah 0,12% dan IHSG turun 0,25%. 

Mayoritas mata uang Asia juga bergerak menguat terhadap dolar AS. Rupiah menguat 0,25% ke Rp 14.000 per dolar AS, ringgit Malaysia 0,32%, yuan Tiongkok 0,04%, rupee India 0,08%, baht Thailand 0,09%, dan peso Filipina 0,01%. 

Namun, Kepala Riset Euitas Asia ex-Jepang di JPMorgan James Sulliva menilai pasar negara berkembang Asia justru dapat menjadi korban dari paket stimulus Biden senilai US$ 1,9 triliun. Ia menjelaskan, sebagian besar investor sangat positif di Asia dan pasar negara berkembang dibandingkan AS. Negara-negara Asia, kecuali Jepang menerima aliran dana masuk selama 18 pekan terakhir.

"Sangat mungkin dana tersebut kembali ke AS jika stimulus memberikan dorongan pada pertumbuhan ekonomi sesuai dengan harapan Biden," ujar Sullivan, dikutip dari CNBC.

Kebijakan-kebijakan Biden

Pada hari pertamanya sebagai presiden, Biden meneken 15 tindakan eksekutif untuk membatalkan kebijakan yang diberlakukan oleh Trump. Biden mengatakan tak ingin membuang waktu dalam mengeluarkan perintah, memorandum, dan arahan eksekutif.

"Beberapa tindakan eksekutif yang saya teken hari ini akan membantu mengubah arah krisis Covid-19. Ini semua hanya titik awal," ujar Biden di Gedung Putih pada Rabu (20/1) waktu setempat, seperti dikutip Reuters.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement