BI Ramal Modal Asing Masuk Rp 272 Triliun Berkat UU Cipta Kerja & LPI
Bank Indonesia memperkirakan aliran modal asing masuk ke instrumen portofolio pada tahun ini mencapai US$ 19,4 miliar atau setara Rp 271,6 triliun dengan asumsi kurs Rp 14 ribu per dolar AS. Derasnya dana asing tersebut salah satunya berkat implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan berdirinya Lembaga Pengelola Invetasi.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perkiraan tersebut masih di luar angka investasi langsung para investor asing. "Ini bisa mendukung penguatan nilai tukar rupiah," kata Perry dalam Mandiri Investment Forum, Rabu (3/2).
Nilai tukar rupiah hingga saat ini dinilai ia masih undervalued dan berpotensi menguat. Ini antara lain seiring neraca pembayaran Indonesia yang berpotensi mengalami surplus pada 2021. Sementara defisit transaksi berjalan, akan berada di kisaran 1-2% dari Produk Domestik Bruto.
Perry memproyeksikan, ekonomi RI akan tumbuh di antara 4,8-5,8% pada tahun 2021 didukung berbagai perbaikan data tersebut. Perkembangan ekonomi Indonesia sejalan peningkatan perekonomian global, membaiknya mobilitas karena vaksinasi, stimulus fiskal dan moneter, serta dukungan kredit dan pembiayaan dari perbankan.
Dia pun optimistis pertumbuhan kredit akan berada di rentang 7-9% tahun ini, meningkat dari kontraksi 2,41% pada 2020. "Dana Pihak Ketiga juga akan naik," ujar dia.
Memasuki awal tahun 2021, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik terus berlanjut dan mencapai US$ 5,1 miliar per 19 Januari 2021, termasuk penerbitan obligasi global oleh pemerintah. Angka tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dana asing masuk pada 2020 yang hanya US$ 11 miliar.
Selain investasi portofolio, Ekonom PermataBank Josua Pardede memprediksikan aliran modal asing langsung alias foreign direct investment akan meningkat sejalan dengan implementasi UU Cipta Kerja dan LPI. "Ini karena keduanya akan mendorong peningkatan kemudahan berbisnis di Indonesia," ujar Josua kepada Katadata.co.id, Rabu (3/2).
Sementara faktor fundamental ekonomi Indonesia turut mendorong potensi aliran modal asing yang masuk. Kondisi ekonomi makro RI terpantau stabil seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, terjaganya inflasi, terjaganya keseimbangan eksternal, serta kondisi fiskal.
Dia menilai, pemulihan ekonomi domestik pun saat ini sedang berjalan. Namun, akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan Indonesia dalam hal penanganan Covid-19, termasuk keberlangsungan program vaksinasi.
Dari sisi eksternal, beberapa faktor yang mempengaruhi derasnya modal asing ke Tanah Air yakni rencana paket stimulus fiskal Amerika Serikat yang dikombinasikan dengan kebijakan Bank Sentral AS, The Fed yang cenderung akomodatif. "Ini sangat endorong potensi preferensi investor global ke aset-aset keuangan yang lebih berisiko yakni di pasar keuangan negara berkembang," katanya.
Dengan potensi peningkatan investasi tersebut, maka nilai tukar rupiah diperkirakan Josua akan lebih stabil dan mendorong volatilitas yang tetap terjaga rendah. Nilai tukar rupiah pada 20 Januari 2021 terpantau menguat 0,77% secara rerata dan 0,14% secara point to point dibandingkan dengan level Desember 2020.