Permintaan Masih Lemah, BPS Catat Inflasi Februari 0,1%

Agatha Olivia Victoria
1 Maret 2021, 12:17
inflasi, kenaikan harga, harga pangan
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Ilustrasi. Inflasi pada Februari 2021 antara lain disumbang kenaikan harga cabai rawit dan ikan segar.

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Februari 2021 sebesar 0,10%, melambat dibandingkan Januari yang mencapai 0,26% atau periode yang sama tahun lalu 0,28%. Inflasi yang rendah menunjukkan permintaan masyarakat masih lemah seiring masih adanya bayang-bayang dampak pandemi Covid-19.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan tingkat inflasi tahun kalender Januari-Februari 2021 tercatat 0,36%, sedangkan inflasi tahunan 1,38%. "Dari 90 kota inflasi yang dipantau BPS, 56 kota mengalami inflasi, sedangkan 34 kota mengalami deflasi," kata Suhariyanto dalam Konferensi Pers secara virtual, Senin (1/3).

Advertisement

Suhariyanto menjelaskan, inflasi tertinggi terjadi di Mamuju mencapai 1,12%. Pada bulan lalu, inflasi tertinggi juga terjadi di Mamuju karena bencana gempa bumi yang tengah dialami wilayah tersebut. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli 1,55% karena ada penurunan beberapa harga komoditas sepetri cabai merah, ikan, cabai rawait, dan daging ayam ras. 

Pergerakan inflasi bulanan maupun tahunan pada Januari 2021 melambat. Ini, menurut dia, mengindikasikan bahwa dampak pandemi Covid-19 masih membayang-bayangi perekonomian tak hanya di Indonesia tetapi berbagai negara. "Ini harus diwaspadai karena pandemi menyebabkan mobilitas berkurang, rooda ekonomi bergerak lambat, berpengaruh ke pendapatan dan lemahnya permintaan," katanya. 

Berdasarkan kelompok pengeluarannya, ada lima kelompok yang tidak memberikan andil kepada inflasi, yakni pakaian dan alas kaki. kesehatan, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, rekreasi, olahraga, dan budaya, serta pendidikan. Inflasi untuk beberapa komoditas, menurut dia, juga tak terlalu tinggi. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan perawatan rutin rumah tangga 0,36%. "Inflasi pada kelompok ini disebabkann oleh kenaikan upah asisten rumah tangga," katanya.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan kenaikan inflasi tipis hanya 0,07% dengan andil terhadap inflasi  0,02%. "Sumbangan terbesar diberikan pada harga cabai rawit dan ikan segar yang memberikan andil inflasi masing-masing 0,02%. Jadi kalau kita lihat, karena cuaca kurang bagus, harga cabai rawit naik.," ujarnya. 

Kenaikan harga pada ikan segar juga disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrim yang tak memungkinkan nelayan untuk melaut. "Sehingga pasokan menurun dan harga ikan di beberapa daerah meningkat," katanya. 

Di sisi lain, ada beberapa harga yang menurun sehingga menyumbangkan deflasi pada bulan lalu. Harga telur dan ayam ras menurun dan memberikan andil deflasi masing-masing 0,02%. Harga tombat dan cabai rawit juga menurun dan memberikan andil deflasi 0,01%. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement