Rupiah Anjlok Tertekan Sentimen Kenaikan Indeks Manufaktur AS

Agatha Olivia Victoria
2 Maret 2021, 09:27
rupiah, dolar as, nilai tukar, pandemi corona
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Ilustrasi. Rupiah anjlok akibat penguatan dolar AS seiring sentimen kenaikan indeks manufaktur Negeri Paman Sam.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,11% ke level Rp 14.272 per dolar AS pada pasar spot pagi ini, Selasa (2/3). Rupiah anjlok akibat penguatan dolar AS seiring sentimen kenaikan indeks manufaktur Negeri Paman Sam.

Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak melemah ke posisi Rp 14.275 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia melemah pagi ini. Yen Jepang turun 0,11%, dolar Singapura 0,2%, won Korea Selatan dan peso Filipina masing-masing melemah 0,02%, rupee India 0,11%, yuan Tiongkok 0,03%, dan baht Thailand 0,16%. Hanya dolar Taiwan dan ringgit Malaysia yang menguat 0,12% dan 0,02%. Sementara dolar Hong Kong stagnan.

Advertisement

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan pelemahan rupiah dipicu penguatan dolar AS. "Optimisme kenaikan dolar datang dari indeks manufaktur AS semalam," ujar Faisyal kepada Katadata.co.id, Selasa (2/3).

Reuters melaporkan, aktivitas manufaktur Negeri Paman Sam meningkat ke level tertinggi tiga tahun pada Februari 2021. Perkembangan itu dilaporkan oleh Institute for Supply Management (ISM) pada Senin (1/3) waktu setempat.

 ISM mengatakan bahwa indeks aktivitas pabrik nasional rebound ke level 60,8 pada bulan lalu dari 58,7 pada Januari 2021. Itu merupakan level tertinggi sejak Februari 2018. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi di bidang manufaktur yang menyumbang 11,9% dari ekonomi AS.

Ekspansi manufaktur didorong oleh permintaan yang kuat untuk barang-barang seperti elektronik dan furnitur. Sebanyak 23,2% angkatan kerja bekerja dari rumah karena virus Covid-19.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement