Bunga Kredit Murah, Apakah Mampu Mendongkrak Permintaan?

Agatha Olivia Victoria
20 Maret 2021, 07:00
rupiah, bunga kredit, kredit, permintaan kredit, suku bunga
123RF.com/Sembodo Tioss Halala
Ilustrasi. BI mencatat penyaluran kredit pada Februari 2021 terkontraksi 2,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berkali-kali mengeluhkan lambatnya perbankan merespons penurunan bunga acuan bank sentral. Penurunan bunga menjadi harapan untuk menggenjot permintaan kredit yang tengah lesu sehingga ekonomi lebih cepat pulih. Meski demikian, ada harapan bank mempercepat penurunan bunga kredit yang dimulai dari kelompok bank BUMN. 

Hingga Januari 2021, rata-rata penurunan suku bunga dasar kredit perbankan baru mencapai 0,78% dibandingkan Januari 2020, masih jauh dibandingkan penurunan BI 7 days reverse repo rate yang mencapai 1,25%. "Dari sisi kelompok bank, SBDK tertinggi hingga Januari 2021 dicatatkan oleh bank-bank BUMN sebesar 10,80%," ujar Perry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (18/3). BI sejak akhir 2018

Advertisement

BI s

Perry menjelaskan, rata-rata SBDK kelompok bank pembangunan daerah sebesar 9,79%, bank umum swasta nasional 9,46% dan kantor cabang bank asing 6,58%. Namun demikian, menurut dia, SBDK bank-bank BUMN akan menurun pada Maret 2021 seiring keputusan penurunan yang telah diumumkan masing-masing bank. 

"BI mengharapkan bank-bank lain dapat mempercapat penurunan suku bunga kredit sebagai upaya bersama untuk mendorong kredit dan pembiayaan bagi dunia usaha dalam rangka pemulihan ekonomi nasional," kata Perry. 

Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, bunga kredit mengalami tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, menurut dia, masih ada peluang penurunan bunga, sejalan dengan penurunan biaya dana. "Sebenarnya saat ini bunga kredit sudah cukup baik, tetapi masih ada peluang penurunan," kata Lani kepada Katadata.co.id, Jumat (19/3).

CIMB Niaga saat ini menetapkan suku bunga dasar kredit untuk seluruh segmen satu digit atau di bawah 10%. SBDK segmen korporasi 9,25%, ritel 9,95%, KPR 8,5%, dan non-KPR 9%. 

Bank-bank BUMN telah mengumumkan penurunan suku bunga kredit baru-baru ini. Bank Tabungan Negara misalnya, telah menurunkan suku bunga dasar KPR mencapai 2,7% pada awal bulan ini. Penurunan bunga kredit juga diumumkan Bank Mandiri awal pekan ini. Bank berkode saham BMRI ini memangkas SBDK untuk seluruh segmen berkisar 0,25% hingga 2,5%.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, SBDK akan menjadi acuan suku bunga kredit kepada debitur. "Namun, suku bunga yang dikenakan kepada debitur akan memperhitungkan estimasi premi risiko yang dapat berbeda-beda berdasarkan tingkat risiko kredit masing-masing debitur," kata Darmawan dalam siaran pers.

Permintaan Masih Lemah

Meski tren bunga kredit mulai menurun sejak tahun lalu, permintaan kredit tak serta merta meningkat. BI mencatat penyaluran kredit per Februari 2021 minus 2,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontraksi tersebut lebih dalam dibandingkan Januari 2021 yang tercatat 1,92%. 

Namun, Perry mengatakan berbagai langkah penguatan telah dilakukan BI untuk mendorong  penyaluran kredit tahun ini. Bank Sentral, antara lain telah melonggarkan kebijakan uang muka kredit/pembiayaan kendaraan bermotor dan Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit/Pembiayaan properti yang telah diumumkan. Pihaknya juga akan mendorong peningkatan kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan melalui perluasan komponen pembiayaan dan reaktivasi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM/RIM Syariah) secara bertahap.

Hasil survei kebutuhan pembiayaan korporasi yang dilakukan BI  pada Februari 2021 mengindikasikan kebutuhan pembiayaan korporasi pada bulan lalu melambat. Namun, terdapat beberapa sektor yang masih mengalami peningkatan kebutuhan pembiayaan, yakni sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, pertambangan dan penggalian, serta pengadaan listik. Peningkatan kebutuhan pembiayaan terutama diperlukan untuk aktivitas operasional, membayar kewajiban yan jatuh tempo, dan mendukung pemulihan usai new mormal.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement