Potensi Berlanjutnya Pelemahan Rupiah Memasuki Kuartal II

Agustiyanti
31 Maret 2021, 20:10
rupiah, rupiah melemah, dolar AS, gejolak rupiah
123RF.com/Bakhtiar Zein
Ilustrasi. Rupiah kehilangan hampir 500 poin dalam tiga bulan pertama tahun ini.
  • Rupiah melemah hampir 500 poin dalam tiga bulan pertama tahun ini. 
  • Pelemahan rupiah saat ini, terutama dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS.
  • Rupiah masih berpotensi melemah seiring faktor musiman pembayaran dividen oleh korporasi.

Menutup kuartal pertama tahun ini, kurs rupiah kian melemah ke posisi Rp 14.525 per dolar AS. Rupiah telah kehilangan hampir 500 poin dalam tiga bulan pertama tahun ini dan masih berpotensi melemah memasuki kuartal kedua.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelemahan rupiah. Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Hariyadi Ramelan menjelaskan, salah satu yang paling dominan adalah faktor eksternal, yakni penguatan dolar AS secara luas. Dolar AS kemarin mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir.

Advertisement

Selain itu, menurut dia, pelemahan rupiah dipicu kebutuhan dolar AS yang tinggi dalam jangka pendek oleh korporasi dan aksi investor menyeimbangkan kembali instrumen portofolio pada akhir bulan.

"Pelemahan Rupiah sejalan dengan nilai tukar negara utama lain, seperti euro, poundsterling, yen, dan nilai tukar regional seperti won Korea, baht Thailand, ringgit Malaysia, dan yuan China," ujar Hariyadi kepada Katadata.co.id, Kamis (31/3).

Hariyadi mengatakan, pelemahan rupiah masih relatif lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara emerging lainnya. Posisi rupiah melemah 3% secara tahunan atau ytd dengan tingkat volatilitas mencapai 7.1% ytd.

BI, menurut Hariyadi, telah dan akan selalu berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah melalui intervensi tiga lapis di pasar spot, domestic non-deliverable forward, serta surat berharga negara. "Pembelian SBN untuk menjaga stabilitas rupiah dilakukan secara terukur, baik dalam jumlah atau sequance-nya, timely, dengan tetap mengedepankan mekanisme pasar sesuai fundamentalnya," ujarnya.

Selain intervensi tiga lapis, ada beberapa cara yang juga telah dilakukan atau disiapkan untuk menjaga stabilitas rupiah. Salah satunya, mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dengan memperbanyak transaksi perdagangan bilateral dan investasi langsung menggunakan mata uang lokal.

"Instrumen repo, repurchase agreement, lindung nilai dan swap terus dikembangkan dan LCS dengan sejumlah negara mitra Asia untuk kurangi ketergantungan dolar AS," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, akhir tahun lalu.

BI juga memiliki bantalan kedua untuk meredam gejolak rupiah jika dibutuhkan. Saat ini, BI memiliki komitmen dari Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve untuk memperoleh dolar AS melalui repurchase line agreement sebesar US$ 60 miliar

Selain itu, bank sentral memiliki billateral swap agreement dengan sejumlah negara, di antaranya Tiongkok sebesar US$ 30 miliar, Jepang sebesar US$ 22,7 miliar, Korea Selatan US$ 10 miliar, dan Singapura sebesar US$ 7 miliar.

Di sisi lain, pemerintah juga berupaya menjaga stabilitas pasar surat berharga negara melalui peningkatan sinergi dengan BI. Direktur Surat Utang Negara Deni Ridwan mengatakan, pemerintah juga terus memonitor dampak volatilitas imbal hasil obligasi AS terhadap pasar SBN.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement