BI Segera Luncurkan Fast Payment, Transfer Online Bisa Lebih Murah

Agatha Olivia Victoria
5 April 2021, 12:54
bank indonesia, Bi fast payment, transfer antarbank lebih murah, biaya transfer antarbank
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Sistem BI Fast Payment memungkinkan biaya transfer antarbank secara realtime lebih murah dari yang tersedia saat ini.

Bank Indonesia akan meluncurkan BI Fast Payment untuk melayani pembayaran retail secara real time yang beroperasi 24 jam 7 hari pada tahun ini, menggantikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Dengan demikian, nasabah perbankan dapat melakukan transfer antarbank secara real time dengan biaya lebih murah dari yang tersedia saat ini.

"Kami optimistis fast payment akan mempercepat penyelesaian transaksi di bidang digital," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pembukaan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia serta Peluncuran Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, Senin (5/4).

Advertisement

Saat ini, transfer antarbank secara real time  hanya diselenggarakan oleh perusahaan jaringan switching, seperti PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama), Prima, dan Alto.  Transfer online ini biasanya mengenakan biaya Rp 6.500. Dana yang diransfer menggunakan metode ini bisa langsung sampai ke rekening penerima saat itu juga karena perusahaan switching memfasilitasi transaksi selama 24 jam dalam 7 hari.

Sementara  dalam sistem kliring BI yang berjalan saat ini, penyelesaian transaksi masing-masing di bank pengirim dan penerima dilakukan maksimal 1 jam.  Biaya yang dapat dikenakan bank untuk transfer menggunakan sistem kliring ditetapkan Rp 3.500. 

Perry berkomitmen untuk mendukung seluruh upaya bersama dalam akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan. Pihaknya bersama industri perbankan dan asosiasi pun saat ini sedang mendorong digitalisasi perbankan.

Digitalisasi tersebut mencakup bagaimana digitalisasi perbankan bisa tersambungkan kepada marketplace dengan standarisasi open API. "Tahun ini kami komitmen standar open API untuk 54 jenis pelayanan," ujar dia.

Menurut ia, sinergi kuat dalam akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan di Indonesia bisa memperkuat perkembangan ekonomi digital tahun ini. Bank sentral memproyeksikan transaksi perbankan digital bisa naik 19% dari Rp 27 ribu triliun pada 2020 menjadi Rp 32.200 triliun tahun ini.

Transaksi e-commerce diperkirakan naik 33% dari Rp 253 triliun menjadi Rp 337 triliun. Transaksi uang elektronik juga diramal meningkat 32% dari Rp 201 triliun menjadi Rp 266 triliun.

Selain itu, Perry menekankan bahwa elektronifikasi bantuan sosial akan terus didorong. "Ini tentu perlu didorong langkah reformasi regulasi," katanya.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement