BI: Rupiah Saat Ini Terlalu Murah, Berpotensi Menguat

Agatha Olivia Victoria
6 April 2021, 16:21
bank indonesia, rupiah, rupiah menguat, rupiah melemah, rupiah terlalu murah, BI
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. BI menyebut rupiah berpotensi menguat ditopang oleh tingkat inflasi yang masih rendah.

Bank Indonesia menyebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini terlalu murah atau berada di bawah fundamentalnya. Rupiah berpotensi menguat ditopang oleh tingkat inflasi yang masih rendah. 

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan rupiah masih berpotensi menguat lantaran nilainya saat ini masih berada di bawah fundamental. "Rendahnya inflasi di suatu negara seharusnya bisa menjadi fenomena pendorong nilai tukar," kata Dody dalam Webinar "Economic Policy in Dealing with COVID-19 Pandemic and Proper Exit Policy", Selasa (6/4).

Advertisement

Berdasarkan data BI, nilai tukar rupiah pada 17 Maret 2021 melemah 2,2% secara rerata dan 1,16% secara point to point dibandingkan dengan level Februari 2021. Pelemahan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan imbal hasil atau yield surat utang AS dan penguatan mata uang Negeri Paman Sam yang sempat menahan aliran masuk investasi portofolio asing ke pasar keuangan domestik.

Dengan perkembangan itu, rupiah sampai dengan 17 Maret 2021 mencatat depresiasi sekitar 2,62% dibandingkan dengan level akhir 2020. Namun, depresiasi tersebut relatif lebih rendah dari sejumlah negara emerging lain seperti Brazil, Meksiko, Korea Selatan, dan Thailand.

Mengutip Bloomberg,  rupiah pada perdagangan hari ini ditutup  di level Rp 14.505 per dolar AS. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate yang dipublikasikan pukul 10.00 WIB menempatkan rupiah di level Rp 14.519 per dolar AS.

Adapun Badan Pusat Statistik mencatat, inflasi Maret 2021 hanya 0,08% secara bulanan, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yakni 0,1%. Inflasi secara tahun kalender atau Januari-Maret 2021 tercatat 0,44%, sedangkan secara tahunan inflasi tercatat 1,37%.

Selain itu, Dody menilai bahwa nilai tukar rupiah berpotensi menguat seiring optimisme perbaikan ekonomi pada tahun ini. "Kami meyakini pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dari kontraksi 2,07% pada 2020 menjadi 4,3-5,3%, titik tengahnya 4,8%," ujar dia.

Ia mengatakan ekonomi akan membaik pada semester kedua tahun ini. Ekonomi pada kuartal kedua bahkan diramal mulai tumbuh positif. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement