Sri Mulyani: Kinerja Ekonomi Dunia 2020 Terburuk dalam 150 Tahun

Agatha Olivia Victoria
6 April 2021, 14:39
sri mulyani, ekonomi global, kontraksi ekonomi, pertumbuhan ekonomi
Katadata
Menteri keuangan Sri Mulyani menilai kontraksi ekonomi Indonesia relatif baik dibandingkan mayoritas negara G-20, negara ASEAN, bahkan dengan negara Organisasi Kerja Sama Islam (OAEC) di seluruh dunia.

Perekonomian dunia mengalami kontraksi dan jatuh ke jurang resesi pada tahun lalu akibat Pandemi Covid-19. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kinerja ekonomi global  pada tahun lalu merupakan  yang terburuk dalam 150 terakhir, berdasarkan studi Bank Dunia.

Menurut dia, 170 dari 192 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa mengalami kontraksi ekonomi pada tahun lalu. Pandemi Covid-19 pun memaksa semua negara harus memformulasikan kebijakan.

"Tak hanya di bidang ekonomi, karena Covid-19 bermula dari masalah kesehatan yang merembet ke sosial, ekonomi bahkan ke masalah politik," ujar Sri Mulyani dalam Webinar "Economic Policy in Dealing with COVID-19 Pandemic and Proper Exit Policy", Selasa (6/4).

Indonesia sendiri, menurut dia, merumuskan kebijakan luar biasa dalam menghadapi pandemi melalui Undang-Undang Nomor 2 tahun 2020 yang berisikan tentang penyelamatan keuangan negara dan sektor keuangan. Hal tersebut sebagai respons dari merosotnya ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 yang mencatatkan minus 5,32%, terburuk sejak krisis keuangan pada 1997-1998. Secara keseluruhan tahun lalu, perekonomian Tanah Air tercatat negatif 2,07%.

Meski begitu, Bendahara Negara menilai kontraksi ekonomi Indonesia relatif baik dibandingkan mayoritas negara G-20, negara ASEAN, bahkan dengan negara Organisasi Kerja Sama Islam (OAEC) di seluruh dunia. Prancis mengalami kontraksi 9%, India -8%, Meksiko -8,5%, Inggris -10%, Brasil -4,5%, serta Arab Saudi -3,9%. Selain itu, Singapura juga minus 6%, Filipina -9,6%, dan Malaysia -5,8%.

Ekonomi Mesir  negatif 3,6%, Iran -1,5%, Irak 12%, Kuwait -8%, Malaysia dan Nigeria masing-masing -3,2%, Arab Saudi -3,9%, dan Qatar -4,5%. "Sehingga ini memang situasi yang tidak memandang bulu," kata dia.

Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah berfokus menyelamatkan keuangan negara dan sektor keuangan dari guncangan besar yang diciptakan pandemi terhadap perekonomian. Pandemi berpengaruh pada alokasi belanja, defisit, pembiayaan, hingga penerimaan.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...