IMF Ramal Ekonomi RI Tumbuh di Bawah Malaysia & Vietnam hingga 2022

Agatha Olivia Victoria
7 April 2021, 16:07
IMF, pertumbuhan ekonomi global, ekonomi global, prospek ekonomi
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Ilustrasi. IMF merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 5,5% menjadi 6%.

Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dari 4,8% menjadi 4,3% meski melihat prospek pertumbuhan ekonomi global lebih baik. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini berada di bawah tiga negara ASEAN lainnya, seperti  Malaysia, Vietnam, dan Filipina. 

IMF meramal pertumbuhan ekonomi ketiga negara tersebut berada di atas 6% pada tahun ini dan tahun depan. Ekonomi Malaysia  akan tumbuh 6,5% pada tahun ini dan 6% pada tahun depan, Vietnam tumbuh 6,5% pada tahun ini dan 7,2% pada tahun depan, sedangkan Filipina tumbuh 6,9% pada tahun ini dan 6,5% pada tahun depan. Adapun Indonesia pada tahun depan diproyeksi hanya tumbuh 5,8%. 

Advertisement

Lembaga ini juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kelompok negara emerging dan berkembang Asia dari 8% menjadi 8,6% Proyeksi yang lebih baik tersebut, menurut IMF,  mencerminkan pemulihan yang lebih kuat setelah pelonggaran pembatasan di berbagai negara seperti India.

"Namun, beban kasus Covid-19 masih tinggi di beberapa negara kawasan seperti Indonesia dan Malaysia pada kuartal I 2021 menutup prospek pertumbuhan," kata IMF dalam laporan World Economic Outlook Managing Divergent Recoveries yang dirilis Selasa (6/4).

Meski demikian, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,8% pada tahun depan. Sementara inflasi diramal berada di level 2% pada tahun ini dan meningkat menjadi 3,1% pada 2022.

Lembaga ini juga memperkirakan defisit transaksi berjalan Indonesia hanya 1,3% pada 2021 dan sedikit meningkat menjadi 1,4% pada 2022. Angka pengangguran akan berada di kisaran 6,5% pada tahun ini dan menurun 5,8% pada tahun depan.

Seluruh proyeksi IMF tersebut didasarkan pada kebijakan fiskal dan moneter Indonesia. Pada kebijakan fiskal, asumsi lembaga itu dilandasi oleh moderatnya kebijakan perpajakan, reformasi administrasi, hingga peningkatan belanja sosial dan modal secara bertahap selama jangka menengah sesuai kemampuan fiskal. Sementara asumsi kebijakan moneter sejalan dengan inflasi dalam rentang target bank sentral dalam jangka menengah.

Proyeksi IMF yang lebih rendah terhadap pertumbuhan ekonomi  Indonesia berbanding terbalik dengan ramalan lembaga ini pada prospek ekonomi global. IMF merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 5,5% menjadi 6%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement