Bank Indonesia Peringatkan Risiko Investasi Mata Uang Kripto

Agatha Olivia Victoria
14 April 2021, 18:43
mata uang kripto, investasi, cryptocurrency
123rf.com/traviswolfe
Ilustrasi. BI menegaskan, mata uang kripto tak boleh digunakan sebagai alat pembayaran di Indonesia.

Mata uang kripto atau cryptocurrency tengah menjadi primadona investasi, terutama di kalangan generasi muda. Bank Indonesia  memperingatkan investor berhati-hati saat berinvestasi menggunakan mata uang tersebut.

"Kami mewanti-wanti risikonya karena tidak ada underlying asset," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam Media Briefing Kesiapan Sistem Pembayaran pada Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1442H, Rabu (14/4).

Advertisement

BI turut memantau penggunaan mata uang kripto dalam investasi meski pengawasannya berada di Otoritas Jasa Keuangan. Erwin juga menegaskan mata uang kripto tidak boleh digunakan sebagai alat pembayaran di Tanah Air.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta menjelaskan, terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam berinvestasi yakni imbal hasil dan risiko. "Biasanya kalau imbal hasilnya tinggi, risikonya juga tinggi," ujar Filianingsih dalam kesempatan yang sama.

Pemilihan instrumen investasi, menurut dia, bergantung pada kemampuan masing-masing investor dalam menyerap risiko. Investor harus memperhatian dan memitigasi keseimbangan antara risiko dan hasil yang didapat. 

Kapitalisasi pasar mata uang kripto telah mencapai puncaknya pada awal bulan ini. Data pasar CoinGecko dan Blockfolio menunjukkan angkanya menyentuh US$ 2 triliun atau Rp 29.243 triliun.

Bank investasi AS, Goldman Sachs dan Morgan Stanley berencana menawarkan investasi mata uang kripto. Langkah ini diperkirakan bakal mendongkrak harga bitcoin.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement