Ekspor Impor Melesat, Surplus Neraca Dagang Maret Susut Jadi US$ 1,6 M

Agatha Olivia Victoria
15 April 2021, 12:00
neraca dagang, surplus neraca perdagangan, ekspor impor, ekspor, impor
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi. Sepanjang kuartal pertama tahun ini, neraca perdagangan surplus US$ 5,5 miliar.

Badan Pusat Statistik mencatat neraca dagang (perdagangan) pada Maret 2021 surplus US$ 1,56 miliar, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya US$ 2 miliar tetapi lebih tinggi dari Maret 2020  US$ 715,7 juta.  Sepanjang kuartal pertama tahun ini, neraca perdagangan surplus US$ 5,5 miliar. 

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, ekspor pada bulan lalu melesat 20,31% dibandingkan Februari (month to month/mtm) atau 30,47% dibandingkan Maret 2020 (year on year/yoy) menjadi US$ 18,35 miliar. Impor juga melesat 26,55% mtm  atau 25,73% yoy menjadi US$ 16,79 miliar. 

Advertisement

"Performa ekspor dan impor pada Maret sangat bagus sekali. Dengan nilai ekspor dan impor tersebut, neraca perdagangan surplus US$ 1,57 miliar," ujar Suhariyanto dalam Konferensi Pers Pengumuman Ekspor dan Impor Maret 2021, Kamis (15/4). 

Suhariyanto menjelaskan, pergerakan ekspor dan impor yang tinggi pada bulan lalu sejalan dengan beberapa indikator yang dirilis lembaga lain. Purchasing Manufacturing Index atau PMI oleh IHS Markit pada Maret berada pada level 53,2 atau memasuki fase ekspansi. PMI manufaktur global, menurut dia, juga tumbuh cukup tinggi seiring peningkatan aktivitas masyarakat seiring vaksinasi. 

Menurut Suhariyanto, kenaikan ekspor terjadi pada seluruh sektor. Ekspor pertanian tumbuh 27,06% mtm atau 25,04% yoy menjadi US$ 0,39 miliar, industri pengolahan tumbuh 22,27% mtm atau 33,45% yoy menjadi US$ 14,84 miliar, pertambangan dan lainnya tumbuh 13,68% mtm atau 11,93% yoy menjadi US$ 2,22 miliar, sedangkan migas naik 5,28% mtm atau 38,67% yoy menjadi US$ 0,91 miliar. 

"Ekspor pertanian tumbuh didorong oleh komoditas seperti sarang burung, tanaman obat aromatik,  dan rempah seperti cengkeh, tembakau, dan lada putih. Ekspor industri pengolahan karena kenaikan ekspor minyak sawit, besi baja, dan kimia dasar organik," kata dia. 

Adapun kenaikan ekspor berdasarkan barang hs dua digit, didorong oleh kenaikan ekspor lemak  dan minyak nabati US$ 1,16 miliar, bijih kerak dan abu logam US$ 226,3 juta, besi baja US$ 117,7 juta, serta mesin dan peralatan elektrik US$ 134,3 juta.

"Sebagian besar ekspor lemak dan minyak hewan nabati ditujukan ke Tiongkok, India, dan Malaysia," ujarnya. 

Sementara itu, menurut Suhariyanto, impor juga menunjukkan kenaikan yang tajam sejak bulan lalu. Berdasarkan penggunaan barangnya, seluruh komponen impor naik. Impor barang konsumsi naik 15,51% mtm atau 13,4% yoy menjadi US$ 1,41 miliar. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement