Imbas Pandemi, Utang Luar Negeri RI Membengkak Jadi Rp 6.013 Triliun

Agatha Olivia Victoria
16 April 2021, 12:34
utang luar negeri, ULN, posisi ULN, bank Indnesia.
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Ilustrasi. ULN pemerintah tumbuh 4,6% secara tahunan menjadi US$ 209,2 miliar, sedangkan utang swasta tumbuh 3,4% menjadi US$ 210,5 miliar.

Bank Indonesia melaporkan, utang luar negeri Indonesia pada Februari 2021 sebesar US$ 422,6 miliar atau setara Rp 6.013,17 triliun dengan asumsi kurs Jisdor akhir periode yang sama. Posisi ULN Ini tumbuh 4% dibandingkan Februari 2020 didorong oleh utang pemerintah dan swasta.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, ULN pemerintah tumbuh 4,6% secara tahunan menjadi US$ 209,2 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Januari 2021 sebesar 2,8%. Meski demikian, menurut dia, ULN pemerintah tetap terkendali dan dikelola secara terukur.

"Peningkatan seiring upaya penanganan dampak Covid-19 sejak tahun 2020 dan akselerasi program vaksinasi, serta perlindungan sosial pada kuartal I 2021," kata Erwin dalam siaran pers, Jumat (16/4).

Menurut Erwin, pemerintah tetap mengelola ULN secara terukur dan berhati-hati untuk mendukung belanja prioritas. Belanja yang dimaksud antara lain sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib (17,7% dari total ULN pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2%), sektor jasa pendidikan (16,3%), sektor konstruksi (15,3%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (12,7%).

Adapun dalam memenuhi target pembiayaan APBN, pemerintah saat ini sebenarnya memprioritaskan dan mengoptimalkan sumber pembiayaan dari dalam negeri. Sementara pinjaman luar negeri hanya sebagai pelengkap. 

Pemerintah, menurut Erwin, juga lebih mengutamakan pengadaan utang dengan tenor menengah-panjang dan melakukan  pengelolaan portofolio utang secara aktif untuk mengendalikan biaya dan risiko utang.

Di sisi lain, ULN swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang. Pertumbuhan ULN swasta tercatat 3,4% secara tahunan menjadi US$ 210,5 miliar, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya 2,5%.

"Didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 78% terhadap total ULN swasta," ujar dia.

Perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) sebesar 5,9%, lebih tinggi dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 5,1%. Peningkatan antara lain didorong oleh penerbitan surat utang global korporasi di sektor pertambangan.

Adapun ULN lembaga keuangan terkontraksi 4,9%, lebih rendah dari kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 6,1%. Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar dengan pangsa mencapai 77,3% dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...