Seperti Indonesia, Malaysia dan Filipina Belum Keluar dari Resesi
Malaysia dan Filipina belum berhasil keluar dari resesi ekonomi pada kuartal I tahun ini. Ekonomi Malaysia terkontraksi 0,5%, sedangkan Filipina minus 4,2% pada tiga bulan pertama 2021.
Data Bank Negara Malaysia menunjukkan kontraksi ekonomi pada kuartal pertama lebih baik dibandingkan perkiraan berdasarkan jajak pendapat Reuters yang minus 2% dan kontraksi kuartal keempat tahun lalu yang mencapai 3,4%.
BNM mengatakan pemulihan ekonomi akan mendapatkan keuntungan dari permintaan global yang lebih baik, peningkatan pengeluaran sektor publik dan swasta dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan di bulan-bulan mendatang.
“Kami mengharapkan pertumbuhan PDB tetap dalam proyeksi 6% -7,5% tahun ini,” Gubernur BNM Nor Shamsiah Mohd Yunus dalam konferensi pers virtual pekan ini, seperti dikutip dari Reuters.
Data menunjukkan, ekspor melonjak 18,2% pada kuartal pertama didorong oleh permintaan pengiriman semikonduktor untuk produk kerja dari rumah dan perangkat medis. Permintaan eksternal yang kuat memberikan dorongan bagi sektor manufaktur, yang tumbuh 6,6% dari tahun sebelumnya.
Ekonom Capital Economics untuk wilayah Asia Alex Homes mengatakan, keputusan pemerintah untuk mengizinkan sektor ekonomi utama untuk terus beroperasi selama lockdown terbatas pada kuartal pertama adalah faktor kunci di balik kinerja Malaysia yang lebih baik dari perkiraan selama periode tersebut.
“Meskipun demikian, prospek kembali memburuk baru-baru in i, dengan rebound dalam kasus-kasus yang mengarah pada penerapan kembali pembatasan. Dengan demikian, konsumsi swasta kemungkinan akan tetap lesu pada kuartal ini, ”kata Holmes dalam sebuah catatan.
Kontraksi konsumsi swasta turun menjadi 1,5% dari penurunan 3,5% pada triwulan sebelumnya, sementara pengeluaran pemerintah naik 5,9%. Konsumsi menyumbang lebih dari 70% dari PDB Malaysia.
Pemerintah mengumumkan penguncian nasional selama sebulan pada Senin (15/5) di tengah lonjakan baru dalam kasus-kasus yang menurut otoritas kesehatan dapat terkait dengan varian virus corona baru yang lebih menular.
Ekonomi Malaysia turun 5,6% pada tahun lalu, kinerja tahunan terburuk sejak krisis keuangan Asia, karena pembatasan yang ketat.
Sementara itu, ekonomi Filipina terkontraksi lebih dalam dari perkiraan para analis yang disurvei Reuters yakni minus 3% tetapi lebih baik dari tiga bulan terakhir tahun lalu yang minus 8,3%.
Perekonomian Filipina juga meningkat secara berurutan, dengan output naik 0,3% dari tiga bulan sebelumnya dalam penyesuaian musiman. Ini menandai pertumbuhan kuartal-ke-kuartal ketiga berturut-turut. Namun, permintaan domestik tetap lesu di tengah lockdown yang dipicu pandemi. Konsumsi rumah tangga mencatat kontraki selama empat kuartal berturut-turut dan kini di kisaran 4,8%, sedangkan belanja pemerintah kuarttuubuh 16,1%, tercepat dalam tiga kuartal terakhir.
“Posisi ekonomi negara yang kuat sebelum pandemi dan membaiknya data ekonomi dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa perekonomian sedang membaik,” kata Sekretaris Perencanaan Ekonomi Karl Chua dalam sebuah briefing pekan ini, seperti dikutip dari Reuters.
Realisasi ini, menurut Chua, memperkuat ekspektasi pemerintah bahwa ekonomi akan mulai pulih pada kuartal kedua. Pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte menetapkan target pertumbuhan 6,5% -7,5% untuk tahun ini dan 8% -10% untuk tahun depan.
Chua menilai, pembukaan kembali ekonomi yang aman, implementasi langkah-langkah pemulihan dan percepatan peluncuran vaksin akan mendukung pertumbuhan mulai tahun ini.
Filipina sedang memerangi lonjakan kembali kasus virus corona. Jumlah kasus kini mencapai lebih dari satu juta dan lebih dari 18.000 kematian. Lonjakan baru dalam infeksi yang dimulai pada bulan Maret telah mendorong penerapan kembali pembatasan mobilitas yang lebih ketat, tetapi kasus baru setiap hari telah turun dari puncaknya.
"Setelah lonjakan saat ini selesai, kami dapat menerapkan relaksasi karantina dalam pendekatan bertahap untuk meningkatkan pemulihan kami tahun ini," kata Chua.
Dalam laporan World Economic Outlook Managing Divergent Recoveries yang dirilis bulan lalu, lembaga tersebut meramal pertumbuhan ekonomi Malaysia dan Filipina akan berada di atas 6% pada tahun ini,
IMF bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah ketiga negara tersebut hingga tahun depan. Pada 2022, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,8%, sedangkan Malaysia tumbuh 6% dan Filipina 6,5%
Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia akan disalip pada tahun ini dan tahun depan. Ekonomi Indonesia kemungkinan masih akan menjadi yang terbesar di ASEAN. Ini karena selisih PDB yang cukup besar antara Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti terlihat pada grafik di bawah ini.