Ekonomi Tahun Depan Belum Mampu Tumbuh 6% Meski Herd Immunity Tercapai

Agatha Olivia Victoria
31 Mei 2021, 13:52
herd immunity, pertumbuhan ekonomi, ekonomi tahun depan
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah berharap kekebalan kelompok atau herd immunity Covid-19 dapat tercapai pada kuartal 2022.

Pemerintah menargetkan kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap Covid-19 yang ingin dicapai melalui program vaksinasi dapat terwujud pada kuartal I 2022. Meski demikian, pemerintah menargetkan ekonomi pada tahun depan masih akan tumbuh di bawah 6% atau pada rentang 5,2% hingga 5,8% pada tahun depan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun depan memperlihatkan optimisme pemulihan ekonomi, sekaligus potensi akselrasi pertumbuhan ekonomi dari reformasi struktura;l. Adapun rentang angka proyeksi, menurut dia, mencerminkan risiko ketidakpastian yang masih tinggi. 

"Upaya penanganan pandemi dan vaksinasi massal diharapkan dapat mengendalikan laju penambahan kasus positif Covid-19 dan mempercepat terwujudnya herd immunity pada kuartal I 2022," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (31/5).

Ia menjelaskan, terwujudnya herd immunity dan pengendalian laju penambahan kasus positif corona dapat menormalkan kembali aktivitas sosial ekonomi ke level sebelum pandemi. Berbagai langkah reformasi struktural pun akan tetap dilanjutkan.

Untuk mencapai herd immunity, pemerintah akan menyuntikkan dua dosis vaksin Covid-19 kepada 181,55 juta penduduk. Namun hingga 30 Mei 2021, baru 10,58 juta orang penduduk yang memperoleh vaksinasi dosis lengkap. Sedangkan 16,3 juta orang telah menerima vaksinasi dosis pertama.

Jumlah kasus Covid-19 pada hari yang sama bertambah 6.115 menjadi 1,816 juta kasus. Total kasus aktif juga meningkat 1.949 orang menjadi 101.639 orang, sedangkan pasien meninggal bertambah 142 menjadi 50.404 orang, Indonesia kini menempati peringkat ke-19 dengan kasus aktif terbanyak di dunia.

Di sisi lain, Sri Mulyani menjelaskan, berbagai indikator utama perekonomian  menunjukkan peningkatan. Indeks Keyakinan Konsumen pada April telah kembali ke level optimistis atau berada di atas 100. Indeks penjualan ritel juga meningkat, sedangkan PMI manufaktur melanjutkan ekspansi selama enam bulan berturt-turut. Konsumsi listrik industri dan bisnis juga tumbuh positif dan terus membaik. 

Meski demikian, ia menilai masih terdapat sejumlah risiko yang berpotensi menganggu pemulihan ekonomi baik dari internal maupun eksternal. Faktor utamanya, antara lain perkembangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang tak seragam. Ia mencontohkan, akses masing-masing negara terhadap pasokan vaksin masih  timpang, demikian pula dengan kemampuan negara untuk mengeluarkan stimulus sangat berbeda-beda.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...