Kemenkeu Siapkan Amunisi Hadapi Potensi Krisis Baru Taper Tantrum

Agatha Olivia Victoria
4 Juni 2021, 18:31
krisis, taper tantrum, krisis ekonomi, gejolak pasar keuangan, kebijakan moneter, suku bunga
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Refleksi karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta,

Bank sentral di berbagai negara mulai berancang-ancang memperketat kebijakan moneternya seiring percepatan pemulihan ekonomi  pasca-guncangan akibat pandemi Covid-19. Hal ini dapat berdampak pada aliran modal asing keluar secara tiba-tiba dari Indonesia. Kementerian Keuangan menyatakan telah mempersiapkan dua langkah mengantisipasi kemungkinan krisis baru tersebut, yang lazim disebut taper tantrum.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Hidayat Amir mengatakan, salah satu kebijakan yang kemungkinan diperketat oleh berbagai bank sentral adalah suku bunga acuan. "Saat suku bunga rendah berarti situasi sedang tidak normal, nah nanti ini saat kembali normal pasti berbalik dan itu yang dikhawatirkan," ujar Hidayat dalam Dialogue KiTa "Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Fiskal 2022", Jumat (4/6).

Kenaikan suku bunga dapat mendorong aliran modal asing keluar dari pasar keuangan Indonesia. Kondisi ini dapat menekan nilai tukar rupiah. Untuk itu, menurut dia, ada dua langkah yang sudah disiapkan pemerintah untuk mengantisipasinya. Pertama, membuat kebijakan yang terukur dengan melihat keadaan ke depan yang sangat baik. Kedua, memberi sinyal dan komunikasi kepada masyarakat.

Menurut dia, sinyal kepada publik diberikan melalui komunikasi pemerintah terkait situasi yang sedang dihadapi saat ini. "Bagaimana ketidakpastian yang ada dan lainnya. Ini harus dikomunikasikan," kata dia.

Hidayat menjelaskan, sinyal dan komunikasi pemerintah tersebut dilakukan melalui Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF). Dokumen tersebut berisi penilaian kondisi ekonomi makro yang terjadi hingga proyeksi ke depan.

Selain itu, menurut dia, komunikasi dapat berupa informasi mengenai respons kebijakan pemerintah dan jangka waktunya. Jika kebijakan tersebut dilanjutkan atau diberhentikan, hal tersebut juga harus dikomunikasikan.

Namun, Hidayat menyebutkan bahwa seluruh langkah tersebut akan bergantung pada kondisi Covid-19 di Tanah Air. "Perubahan kasus yang signifikan akan sangat mempengaruhi," ujarnya.

Ekonom PermataBank Josua Pardede berpendapat bahwa langkah yang harus dipersiapkan dalam menghadapi taper tantrum adalah perbaikan penanganan Covid-19. "Bagaimana juga kebijakan yang diambil dan stimulus bisa menjaga kepercayaan investor," kata Josua dalam kesempatan yang sama.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...