Angkat Doni Monardo jadi Komut Inalum, Ini Alasan Erick Thohir

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menetapkan Doni Monardo sebagai Komisaris Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini diangkat dalam RUPS pada Kamis (10/6).
Erick menilai, peran Doni akan sangat penting di Inalum karena memiliki pengalaman, kemampuan, dan jaringan. Ia menyebutkan beberapa sepak terjang Doni, mulai dari pemulihan daerah aliran sungai Citarum, penghijauan di Sulawesi Selatan, hingga memitigasi pandemi Covid-19.
Erick mengatakan, kepedulian dan kiprahnya di bidang pemulihan lingkungan hidup menjadikan Doni figur yang dibutuhkan Inalum. "Untuk menjaga keseimbangan antara upaya pemberdayaan dan menjaga keberlanjutan lingkungan yang dilakukan Inalum," kata Erick dalam siaran pers, Jumat (11/6).
Inalum adalah induk usaha BUMN pertambangan. Holding ini membawahi PT Freeport Indonesia, PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan saham minoritas di PT Vale Indonesia Tbk.
Doni Monardo hanya satu dari beberapa mantan pejabat tinggi negara yang diangkat sebagai komisaris utama BUMN dalam beberapa pekan terakhir. Sebelumnya, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro yang merupakan mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diangkat sebagai Komisaris Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Erick saat itu beralasan kepakaran, pengalaman, dan kepemimpinan Bambang di bidang ekonomi, perencanaan, dan teknologi, menjadikannya sosok yang tepat untuk memandu dan memberi arah, dan pengawasan kepada Telkom yang bergerakdi bidang inovasi dan teknologi.
Menurut Erick, keberagaman sosok pemimpin dari berbagai latar belakang keahlian,dan pengalaman dibutuhkan BUMN untuk bisa bertransformasi menjadi perusahaan profesional berkelas dunia. Ia baru-baru ini mengumumkan program pelatihan bagi manajemen BUMN, termasuk jajaran direksi dan komisaris.
Ia menekankan, semua komisaris, direksi, dan jajaran manajemen di BUMN, terlepas apapun latar belakangnya, akan menjalani sesi orientasi saat baru bergabung, pelatihan lanjutan selama menjabat, dan juga pelatihan tingkat advance bagi para top talents di BUMN Learning and Management Institute (BLMI).
"Tujuannya, agar ada pemahaman dan irama yang sama antara direksi, komisaris, dan manajemen. Serta terbentuknya pemimpin berkelas dunia yang mampu meningkatkan kinerja dan daya kompetisi BUMN yang ia pimpin,” kata Erick.
Erick menilai, pemimpin di BUMN harus selalu belajar, tumbuh, dan berkontribusi untuk Indonesia. "Harus siap dicopot jika tidak memenuhi KPI, dan tidak sejalan dengan core values AKHLAK dan GCG,” ujarnya.