Ekspor RI ke AS Turun pada Mei, Produk Alas Kaki Paling Jeblok

Agatha Olivia Victoria
Oleh Agatha Olivia Victoria - Cahya Puteri Abdi Rabbi
15 Juni 2021, 17:39
ekspor, ekspor ke AS, ekspor alas kaki, kinerja ekspor impor
ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.
Ilustrasi. BPS mencatat ekspor produk alas kaki secara keseluruhan pada Mei 2021 turun 28,91% dibandingkan bulan sebelumnya.

Badan Pusat Statistik melaporkan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat turun 16,22% dari US$ 2,03 miliar pada April 2021 menjadi US$ 1,7 miliar. Penurunan paling tajam terjadi pada ekspor produk alas kaki. 

"Ekspor kita ke AS anjlok kedua paling tajam setelah Tiongkok, yakni turun US$ 329,8 juta, " kata Suhariyanto dalam Konferensi Pers Kinerja Ekspor Impor, Selasa (15/6). 

Berdasarkan data BPS yang diterima Katadata. co. id, ekspor produk alas kaki anjlok 42,74% dari US$ 176,9 juta menjadi US$ 101,3 juta. Di susul ekspor karet dan barang dari karet turun 34,67% dari US$ 193,3 juta menjadi US$ 126,3 juta. Ekspor mesin dan peralatan mekanis nilainya turun 28,13% dari US$ 98,1 juta menjadi US$ 70,5 juta. 

Kemudian, ekspor ikan dan udang turun 26,61% dari US$ 126,9 juta menjadi US$ 93,1 juta. Begitu pula dengan nilai ekspor perabotan dan alat penerangan yang pertumbuhannya terkontraksi 20,42% dari US$ 145 juta menjadi US$ 115,4 juta. 

Nilai ekspor olahan dari daging dan ikan juga menurun 19,92% dari US$ 83,3 juta menjadi US$ 66,7 juta. Penurunan juga terjadi pada nilai ekspor mesin dan perlengkapan 18,52% dari US$ 162,5 juta menjadi US$ 132,4 juta. 

Ekspor pakaian dan aksesorisnya (rajutan)  ikut menurun 8,37% dari US$ 164,7 juta menjafu US$ 150,9 juta. Lalu, ekspor barang lainnya turun 7,38% dari US$ 590,4 juta menjadi US$ 546,8 juta.  Nilai ekspor pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) pun turun tipis 6,37%.

BPS mencatat hanya ekspor komoditas migas  serta lemak dan minyak hewan/nabati yang berhasil meningkat masing-masing 22,13% dan 10,41%. 

Perekonomian AS tengah menuju era keemasan pada tahun ini. Namun, inflasi dan pandemi Covid-19 masih menjadi risiko

"Sangat mungkin, ekonomi AS akan memasuki masa keemasan dengan pertumbuhan yang cepat dan berkelanjutan. Inflasi naik perlahan, suku bunga juga akan menyusul," ujar CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon pada akhir April 2021, seperti dikutip dari CNN. 

Optimisme Dimon muncul setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan stimulus yang dikeluarkan Presiden Joe Biden sebesar US$ 1,9 triliun akan mendorong ekonomi AS tahun ini tumbuh 6,4%. Pertumbuhan ini akan menjadi yang tercepat sejak 1984 saat AS dipimpin oleh Presiden Ronald Regan. 

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...